Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengendara Keluhkan Material Revitalisasi Trotoar Berserakan di Jalan Raya Kartini Depok

Kompas.com - 24/11/2022, 21:42 WIB
M Chaerul Halim,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Proyek revitalisasi trotoar di Jalan Raya Kartini, Pancoran Mas, Depok, dikeluhkan beberapa pengendara motor lantaran pengerjaan dilakukan di jam-jam sibuk.

Salah satu pengendara ojek online bernama Daris mengatakan, semestinya para pekerja proyek tak berkerja pada saat jam-jam sibuk.

Menurut Daris, kira-kira terdapat enam pekerja proyek melakukan perbaikan di trotar yang sudah dicor pada Kamis (24/11/2022) sekitar pukul 17.47 WIB.

"Kalau saya lihat tadi, di jam sibuk masih dikerjain di seberang SPBU, tukangnya lagi pada gituin bekas pengecoran trotoar," ujar Daris saat ditemui di Jalan Depok Lama, Kamis.

Baca juga: Material Revitalisasi Trotoar di Depok Berserakan ke Jalan, Bikin Macet Tambah Parah...

Tak hanya itu, Daris turut mengeluhkan material-material proyek bekas galian saluran air hingga trotoar yang ditumpuk di bahu jalan.

"Material bekas proyeknya makan bahu jalan, jadi itu bekas galian bekas saluran itu kan masih ada, makanya memakan jalan," ujar dia.

Kendati demikian, kata Daris, situasi saat ini pengerjaan proyek dinilai sudah lebih mending daripada sebelumnya.

Namun, kemacetan di Jalan Raya Kartini arah Citayam tetap macet lantaran masih ada beberapa saluran air dan trotoar yang belum rampung.

Baca juga: Satpol PP Tegur Pemilik Showroom yang Parkirkan Mobil Jualannya di Trotoar Margonda

"Tapi kalau sekarang mah sudah agak mendingan walaupun macet panjangnya masih ada saja, terutama itu yang ke arah sini (Jalan Raya Kartini menuju Citayam)," ucap dia.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com pada jam pulang kerja, kemacetan lalu lintas mulai terjadi di pangkal Jalan Raya Kartini menuju Citayam, tepatnya setelah lampu merah Siliwangi, dekat Perumahan Puri Permata Asri.

Selain tingginya volume kendaraan bermotor di jalan itu, kemacetan juga diperparah oleh material pembangunan trotoar, saluran air, dan separator yang berserakan.

Pada sisi trotoar dan saluran air, tampak tidak ada pembatas antara proyek pengerjaan dengan aspal, sehingga puing-puing dan tanah berserakan hingga ke memakan jalan.

Bahkan, ada beberapa ruas yang dimanfaatkan untuk meletakkan beton membuat jalanan semakin sempit.

Kondisi serupa juga terjadi pada sisi separator atau pembatas jalan. Batu berukuran besar dibiarkan menjorok ke aspal tanpa ada penghalang sama sekali.

Kondisi itu tentu membahayakan pengendara kendaraan yang melintas karena rawan menabrak batu.

Namun, khusus pada bagian separator, ada ruas yang sudah rampung. Sementara itu, sisi trotoar belum rampung seluruhnya.

Kemacetan juga diperparah karena adanya kendaraan berat jenis beko yang diparkir di bahu jalan di depan ruko Permata Finance.

Kondisi ini semakin mempersempit lebar jalan yang sebelumnya sudah "dimakan" oleh material sisa bangunan.

Akibat segala rintangan yang ada di ruas jalan tersebut, laju kendaraan bermotor yang melintas di sana hanya sekitar 5 hingga 10 kilometer per jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com