Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teka-Teki Pembunuhan Wanita Bertato yang Ditemukan di Kali Cisadane

Kompas.com - 17/12/2022, 17:18 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Teka-teki mengenai identitas jasad wanita bertato yang ditemukan mengambang di Sungai Cisadane, Tangerang, Rabu (14/12/2022) perlahan mulai terungakap.

Jasad perempuan tersebut ditemukan oleh dua warga sekitar yang sedang mencari ikan menggunakan perahu. Kemudian, saksi melaporkan informasi tersebut ke Polsek Tangerang guna penyelidikan lebih lanjut.

Saat ditemukan, kondisi korban tertutup kain sprai hitam, dengan kondisi tangan terikat ke belakang menggunakan lakban, dan tanpa identitas.

Baca juga: Mayat Perempuan Bertato Kupu-kupu di Sungai Cisadane Ditemukan dalam Kondisi Tangan Terikat ke Belakang

Pada tengkuk belakang bagian leher korban terdapat tato gambar kupu-kupu. Selain itu, terdapat tato teratai di dada kiri korban.

Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Zain Dwi Nugroho mengatakan, berdasarkan penyelidikan pihak kepolisian terungkap identitas dari korban yakni Elis Sugiarti (49).

"Identitas korban sudah terungkap berdasarkan ciri-ciri korban dan hasil sidik jari yang identik," ujar Zain, Sabtu (17/12/2022).

Baca juga: Terungkap, Identitas Mayat Perempuan Bertato di Kali Cisadane Tangerang Ternyata Warga Tangsel

Ia mengungkapkan, identifikasi korban diketahui berdasarkan keterangan dari suami korban yang mengenali ciri-ciri istrinya.

Tak hanya itu, suami korban juga mengenali kalung emas yang dikenakan korban. Identifikasi juga diperkuat dengan hasil pemeriksaan sidik jari oleh Tim Inafis Sat Reskrim Polres Metro Tangerang Kota.

Sudah 6 hari menghilang

Zain mengatakan, sebelum ditemukan tewas, korban dinyatakan hilang oleh keluarga sejak pekan lalu. Keluarga terakhir kali bisa menghubungi korban pada Kamis (8/12/2022) pagi.

Baca juga: Mayat Perempuan Bertato Kupu-kupu di Sungai Cisadane Diduga Korban Kekerasan

Saat itu ES hendak pergi menggunakan mobil menuju rumahnya di Pondok Aren, Tangerang Selatan. Rumah tersebut diketahui disewakan korban kepada orang lain.

Namun, sejak pukul 11.00 WIB, suami dan keluarga tidak bisa menghubungi ES. Pihak keluarga lalu membuat laporan polisi tentang kasus orang hilang.

Korban pembunuhan

Zain memastikan Elis merupakan korban pembunuhan. "Sementara kami pastikan, korban tewas akibat tindakan kekerasan terhadap korban," ujar Zain.

Baca juga: Ingin Ungkap Misteri Pembunuhan Orang Tuanya, Putra Miliarder Kanada Tawarkan Rp 500 Miliar

Akan tetapi, ia belum bisa menjelaskan lebih detail terkait penyebab kematian korban. Saat ini, korban sudah dibawa ke RSUD Kabupaten Tangerang untuk diotopsi.

"Jenazah korban sudah dibawa ke RSUD Kabupaten Tangerang untuk dilakukan otopsi, perkembangan lebih lanjut nanti akan kami sampaikan," lanjut dia.

Saat ini status penyelidikan atas temuan jasad korban sudah naik ke penyidikan untuk menyingkap pelaku dan motif di balik pembunuhan terhadap korban.

(Penulis: Annisa Ramadani Siregar | Editor: Diamanty Meliana, Jessi Carina, Novianti Setuningsih)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com