Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita PKL Kota Tua Sepi Pembeli sejak Pindah Lokasi: Padahal Dulu Mudah Dapat Rp 100.000...

Kompas.com - 31/01/2023, 13:48 WIB
Ellyvon Pranita,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com- Sejak lima bulan disuruh pindah dari kawasan wisata Kota Tua Jakarta, para pedagang kaki lima (PKL) mengalami penurunan omzet.

Dewi (48), salah satu pedagangan minuman menceritakan dulu dia berjualan bersama PKL lain di belakang Kantor Pos Indonesia, Dasaad Musin Building, hingga Halte Jakarta Kota.

Dewi mengatakan wilayah tersebut begitu strategis. Area depan Kantor Pos Indonesia berhadapan dengan ikon terkenal kawasan Kota Tua Jakarta yakni Museum Fatahillah.

Sementara, area belakang gedung Kantor Pos Indonesia sampai halte transjakarta, berada di pinggir jalan raya.

Namun, area tersebut dijadikan kawasan steril PKL. Dia dan teman-teman PKL lainnya pun berusaha mencari celah agar bisa tetap berjualan di sekitar sana. 

Baca juga: Petugas Satpol PP Terus Berjaga, Kawasan Kota Tua Jakarta Steril dari PKL

Alhasil, mereka memilih mendirikan lapak-lapak jualan mereka di Jalan Cengkeh. Jalan ini tepat berada di seberang jalanan area belakang gedung Kantor Pos Indonesia tadi.

“Mending di sana sih, ramai, kalau di sini sepi, paling ramai Sabtu-Minggu doang, sama liburan,” ujar Dewi, Minggu (29/1/2023).

Dewi pun membandingkan penghasilan yang ia dapat sehari-hari saat berjualan di Jalan Cengkeh dengan di area sebelumnya.

Menurut dia, dahulu cukup mudah untuk mendapatkan uang Rp 100.000 bahkan pada hari kerja Senin-Jumat.

Pada hari libur atau akhir pekan, omzet penjualan beragam jenis es yang dijajakannya bisa mencapai omset Rp 300.000 bahkan Rp 1.000.000 jika pengunjung Kota Tua Jakarta sedang ramai-ramainya.

Baca juga: Satpol PP Jakbar Klaim Kawasan Kota Tua Steril dari PKL Sejak Dua Pekan Lalu

"Sekarang boro-boro, pernah sehari cuma dapat enggak sampai Rp 100.000, kalau di sana (area belakang Gedung Kantor Pos Indonesia Kota Tua Jakarta), istilahnya itu dapat cepek (Rp 100.000) gampang gitu,” jelasnya.

Tidak hanya Dewi, penurunan omzet setelah pindah tempat berjualan ini juga dirasakan oleh Syarif (37) pedagang telur gulung.

Syarif bercerita, dirinya sendiri sebenarnya dahulu lebih sering jualan nasi goreng dan baru mau berjualan telur gulung setahun terakhir.

Namun, ia sudah bisa membandingkan bagaimana perbandingan pendapatan saat berjualan di area dekat jalan masuk maupun keluar halaman utama Kota Tua Jakarta dengan Jalan Cengkeh tersebut.

“Iya memang beda sih, Tapi di sini juga kalau semuanya (semua PKL) berjualan di situ semua ya ramai, soalnya mau tak mau pengunjungnya kemari (Jalan Cengkeh),” kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com