Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat yang Ingin Olah Sampah Sendiri Pakai Belatung Bakal Difasilitasi Pemkot Jakpus, Ini Keuntungannya..

Kompas.com - 21/02/2023, 15:31 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Jakarta Pusat bakal memfasilitasi masyarakat yang ingin memilah dan mengelola sampah rumah tangga untuk dikonversi secara alami dengan maggot.

Maggot atau dalam penyebutan lain disebut dengan belatung merupakan larva dari jenis lalat black soldier fly (BSF) atau hermetia illucens dalam bahasa Latin.

Seperti yang sudah disebutkan, maggot merupakan larva dari jenis lalat yang awalnya berasal dari telur dan bermetamorfosis menjadi lalat dewasa.

Baca juga: Melalui Saung Edukasi Kupilah, Warga Jakarta Pusat Diajarkan Memilah Sampah dan Menjualnya

Pelaksana Tugas Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat, Edy Mulyanto, mengatakan masyarakat bisa mendatangi "Saung Edukasi Pilah Sampah" di Jalan Kyai Haji Zainul Arifin, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.

Menurut Edy, sampah organik yang berasal dari sisa makanan itu pengolahannya bisa dilakukan dengan biokonversi dari maggot black soldier fly (BSF).

"Maggot ini berguna dalam proses penguraian bahan organik karena mengonsumsi sampah sayuran dan buah. Kemampuan belatung ini dalam mengurai sampah juga sangat cepat," kata Edy, dilansir dari Antara, Selasa (21/2/2023).

Edy berharap "Saung Edukasi Pilah Sampah" tak lagi jadi tempat pembuangan akhir lagi, melainkan tempat pemrosesan pengolahan sampah.

Baca juga: TPS Ketapang di Jakpus Punya Saung Edukasi, Warga Bisa Belajar Pisahkan Sampah Organik dan Anorganik

"Pertama ada sampah organik, yang dikelola jadi kompos, kalau organik matang, seperti sisa-sisa kuliner, itu bisa dikasih untuk makan maggot," kata Edy.

Edy menjelaskan "Saung Edukasi Pilah Sampah" ini dapat mengelola sampah baik jenis organik, anorganik, sampah B3 dan residu.

Adapun sampah organik dari bahan mentah, pengelolaannya dilakukan dengan mencacah, mengeringkan, dan kemudian dijadikan kompos.

Sementara pada sampah anorganik dilakukan dengan memasukkan sampah ke dalam mesin pemilah untuk dijual ke bank sampah.

Baca juga: Ada Saung Edukasi Kupilah di Gambir, Tujuannya untuk Edukasi Warga Pilah Sampah

"Yang sampah anorganik bisa dipilah di sini, dibantu oleh petugas kami kemudian dibawa ke bank sampah. Kalau sudah dipilah, sampah anorganik ini nilainya bisa dua kali lipat harganya," kata Edy.

Adapun tercatat jumlah sampah di DKI Jakarta setiap harinya mencapai 7.500 ton dengan komposisi 55 persen sampah organik, 30 persen sampah anorganik, sisanya sampah B3 dan residu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com