Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivitas Pengendara di Depok Kini Dipantau Kamera Pengawas dan Bisa Ditegur Pakai Pengeras Suara

Kompas.com - 27/02/2023, 21:43 WIB
M Chaerul Halim,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok mengembangkan pengoperasian alat pengendali isyarat lalu lintas (APILL) berbasis integrated area system of transportation center (IAS-TC).

Sistem APILL yang sebelumnya sudah diterapkan Dishub Kota Depok masih berbasis area traffic control system (ATCS).

Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, pengoperasian APILL IAS-TC dilakukan untuk memantau para pengendara dan volume arus lalu lintas.

Baca juga: ETLE Mobile Beroperasi di Jaktim, Paling Banyak Rekam Pengendara Lawan Arus

Idris mengatakan, setidaknya terdapat 125 kamera pemantau yang telah dipasang di sejumlah simpang jalan di wilayah administrasinya.

"Ada 125 kamera, satu titik bisa dua kamera. Jadi kita bisa melihat dari arah Jakarta dan dari arah Depok," kata Idris kepada wartawan, Senin (27/2/2023).

Menurut Idris, persimpangan Jalan yang bukan berada di jalan protokol menjadi sorotan pihaknya.

Sebab, lokasi tersebut sering dilanggar para pengendara, salah satunya memotong jalan di Simpang Jalan KSU.

Baca juga: 6.469 Pengendara di Jadetabek Ditilang ETLE Selama Ops Keselamatan Jaya 2023

"Kalau melihat jalan-jalan besar relatif jarang dilanggar, tapi biasanya di jalan-jalan simpang," ujar dia.

Dalam penerapannya, APILL IAS-TC berfungsi untuk memantau aktivitas pengendara melalui kamera pengawas.

Aktivitas pengendara tersebut termonitor langsung oleh petugas di ruang kontrol yang berada di Kantor Dishub Kota Depok dan Pemkot Depok.

Dari sana, kata Idris, petugas dapat memberikan imbauan ataupun arahan yang dapat didengar oleh pengendara, melalui pengeras suara yang terhubung pada APILL ATCS.

Tak hanya itu, para pengendara atau masyarakat juga dapat menikmati layanan info lalu lintas di Kota Depok, melalui aplikasi dari ponsel pribadinya.

"Pemantauannya dari jauh, cuma memang imbauan sifatnya monoton ya, satu arah tidak bisa berdialog. Makanya untuk mengecek di sananya (lalu lintas di jalan) si pengguna dan petugasnya pakai handphone," kata Idris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com