JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah orang mencoba menerobos masuk ke dalam kompleks Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat dan membuka paksa kawat berduri, saat aksi demonstrasi tolak Perppu Cipta Kerja, Selasa (28/2/2023).
Pantauan Kompas.com, massa aksi yang mengenakan pakaian serba hitam itu berkumpul di sisi sebelah kanan pintu gerbang DPR/MPR RI.
Mereka lalu menarik paksa kawat berduri yang dipasang aparat kepolisian dan memindahkannya ke area massa aksi dari elemen buruh serta mahasiswa.
Orator yang berada di atas mobil komando kelompok buruh pun langsung mengingatkan massa aksi berpakaian serba hitam tersebut.
"Hey jangan kesini tariknya. Nariknya jangan kemari," tegas orator di atas mobil komando, Selasa (28/2/2023).
Baca juga: Massa Aksi Tolak Perppu Cipta Kerja Bakar Ban dan Keranda di Depan Gedung DPR RI
Selain menarik kawat berduri, massa aksi berpakaian serba hitam itu juga membakar sejumlah poster bergambar atau bertuliskan penolakan terhadap Perppu Cipta Kerja.
Merespons hal itu, massa buruh pun kemudian membuat barikade pengamanan di depan Gerbang DPR/MPR RI.
Namun, sejumlah orang berpakaian hitam itu justru mengusir para buruh yang membuat barikade.
Massa berpakaian hitam itu pun lalu bergerak ke jalur bus Transjakarta di sisi Jalan Gatot Subroto dan memblokade jalur mengarah Slipi.
Aksi tersebut pun kemudian dihentikan oleh petugas kepolisian yang meminta massa berpakaian hitam itu keluar dari jalur bus Transjakarta.
Hingga kini, aparat kepolisian pun bersiaga di sisi Jalan Gatot Subroto untuk menghalau massa tersebut bergerak ke jalur bus Transjakarta.
Baca juga: Susul Buruh di DPR, Massa Mahasiswa Ikut Demo Tolak Perppu Cipta Kerja
Sebagai informasi, sejumlah elemen masyarakat mengatasnamakan Gerakan Ultimatum Rakyat dan Protes Rakyat Indonesia bakal menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (28/2/2023).
Unjuk rasa yang bakal diikuti oleh gabungan kelompok buruh, petani, mahasiswa itu digelar dalam rangka menolak pengesahan Perppu Cipta Kerja.
"Harus diketahui bahwa Perppu Cipta Kerja telah mengancam berbagai sektor kehidupan rakyat, mulai dari buruh, mahasiswa dan masyarakat rentan di wilayah perkotaan," ujar Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Sekjen KPA Dewi Kartika saat dikonfirmasi, Selasa.
Selain itu, Dewi menegaskan bahwa Perppu Cipta Kerja secara pasti mengancam kesejahteraan petani, nelayan, masyarakat adat, perempuan di wilayah pedesaan dan pelosok negeri.
Baca juga: Hujan dan Angin Kencang Tak Hentikan Aksi Demonstrasi Tolak Perppu Cipta Kerja di DPR/MPR