Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Porter Turut Jadi Saksi Kemajuan Stasiun, Dulu Sering Kecopetan, Kini Preman Sudah Diberantas

Kompas.com - 13/03/2023, 20:13 WIB
Firda Janati,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Danuji (52) telah merasakan suka duka selama 33 tahun bekerja sebagai kuli jasa angkut atau porter di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat.

Pada tahun pertama Danuji bergabung yakni pada 1990, pengalaman pahit pernah dia rasakan kala uangnya hilang dicopet orang.

Kepada Kompas.com, Danuji bercerita, saat itu ada empat orang yang secara tiba-tiba mendekatinya dan mengatakan jangan ikut campur urusannya.

Saat itu Danuji hanya bisa pasrah, dirinya masih muda dan belum memiliki pengalaman serta keberanian untuk melawan.

"Saya jawab 'ya, enggak apa-apa', ternyata saya dicopet, tahun 1990. Mereka rombongan preman-preman, waduh itu dulu mah kereta berjubel (ramai) banget," ujar Danuji saat wawancara dengan Kompas.com, di Stasiun Pasar Senen, Senin (13/3/2023).

Baca juga: Kisah Danuji Porter Stasiun Pasar Senen, Tetap Bersyukur Meski Cuma Dapat Rp 15.000

Bukan hanya Danuji, penumpang kereta api juga merasakan hal yang sama.

"Dulu saya sama copet itu berantem terus, ya kadang penumpang saya juga dicopet. Apalagi di depan loket, banyak yang menipu," kata Danuji.

Pria asal Brebes, Jawa Tengah, tersebut berbagi cerita saat ditipu oleh orang yang ingin memakai jasanya.

"Di sini dulu kan loket, di depan sini, setiap hari itu tipu terus, jadi ada lima orang atau enam orang gitu mau diantar," ceritanya.

"Tiba-tiba mereka pergi, nitip tas. Tapi ternyata dibuka tasnya itu isinya koran," sambung Danuji.

Sampai pada akhirnya keadaan mulai berubah pada 2000. Tahun itu, semua mulai teratur, preman dan pengemis sudah diberantas.

Baca juga: Perjuangan Danuji, 33 Tahun Jadi Porter Stasiun Pasar Senen untuk Hidupi Anak Istri di Kampung

"Itu semua gembel-gembel (pengemis) itu sudah diberantas. Kalau dulu kan di dalam stasiun itu bebas orang mau ngapain saja, pada tiduran," kata Danuji.

Sebagai porter, Danuji bersyukur keadaan stasiun setiap tahunnya selalu ada kemajuan yang berdampak baik baginya.

"Ibaratnya kan kita nyumbang tenaga dan pikiran, itu bersyukur bahwa stasiun sudah semakin bersih. Pengalaman awal masuk porter seperti itu, sering kecopetan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com