Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Danuji Porter Stasiun Pasar Senen, Tetap Bersyukur Meski Cuma Dapat Rp 15.000

Kompas.com - 13/03/2023, 19:19 WIB
Firda Janati,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Danuji (52), seorang porter di Stasiun Pasar Senen, menempuh perjalanan selama 10 menit dari kontrakan menuju stasiun, setiap hari. 

Aktivitas itu sudah dia lalui selama 33 tahun. Semua itu dia lakukan setiap hari demi mengumpulkan pundi-pundi. 

Dari pukul 07.00 sampai 19.00 WIB, Danuji menawari jasa angkut barang penumpang kereta api.

Tak tentu berapa pendapatan Danuji selama 12 jam bekerja. Karena tarif seikhlas penumpang, Danuji mendapat biasanya mendapatkan Rp 15.000 dan paling besar Rp 30.000 untuk jasanya.

Baca juga: Mengenal Daden Nur Zaman, Porter Gunung Gede Pangrango yang Bekerja sejak Masih SMA

Kepada Kompas.com, Danuji mengaku baru mendapat penumpang tiga kali sampai pukul 12.00 WIB.

"Kalau pendapatannya sehari itu saya dari pagi, baru tiga kali, pertama Rp15.000, Rp 20.000, Rp 20.000. Kalau jadi porter itu enggak ditarif tapi memang seikhlasnya," ujar Danuji sembari tersenyum saat wawancara dengan Kompas.com, di Stasiun Pasar Senen, Senin (13/3/2023).

Terkadang, Danuji mendapat bayaran Rp 50.000, tetapi itu jarang, paling sering Rp 15.000 atau Rp 20.000.

Seminggu, Danuji bisa menghasilkan Rp 300.000. Uang itu digunakan untuk makan dan bayar kontrakan Rp 700.000 sebulan.

Meski pendapatannya terbilang sedikit, Danuji bersyukur masih bisa menghidupi keluarganya, terutama menyekolahkan anaknya hingga lulus SMA.

Baca juga: Perjuangan Danuji, 33 Tahun Jadi Porter Stasiun Pasar Senen untuk Hidupi Anak Istri di Kampung

"Kalau menjamin atau tidaknya itu pas-pasan, yang penting untuk sekolah anak, Alhamdulillah," katanya.

Namun karena pendapatan yang tidak pasti, terkadang Danuji tidak bisa kembali ke kampung halamannya, di Brebes, Jawa Tengah.

"Kalau porter itu kan enggak tentu dapat uangnya. Tergantung keramaian," katanya.

Kalau pulang ke kampung halaman, Danuji tidak bisa bekerja. Mau membuka usaha pun, tidak ada modal.

Selagi raganya kuat meski usia sudah setengah abad, Danuji tetap semangat mengais rezeki menjadi porter Stasiun Pasar Senen.

"Di kampung, orang-orang itu kan biasanya menanam bawang, kalau saya itu enggak punya modal. Jadi selama masih kuat memanggul, ya sudah, jalani," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com