Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalimat "Porter, Mau Dibantu?" yang Keluar dari Mulut Danuji Selama 33 Tahun Bekerja di Stasiun Senen

Kompas.com - 14/03/2023, 11:52 WIB
Firda Janati,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - "Porter, mau dibantu?" begitu kalimat yang sering diucapkan Danuji (52), seorang porter yang bekerja di stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat.

Kepada Kompas.com, Danuji memperlihatkan bagaimana cara dia menawarkan jasanya kepada para penumpang kereta api.

Namun kadang-kadang ada penumpang yang menolak. Kebanyakan anak-anak muda yang masih kuat membawa barang sendiri.

"Kadang-kadang 'bu, porter? mau dibantu? ada yang enggak, bawa sendiri, atau Mas-Mas dan Abang-Abang (anak muda) itu biasa bawa sendiri," tutur Danuji saat wawancara dengan Kompas.com, di Stasiun Pasar Senen, Senin (13/3/2023).

Baca juga: Perjuangan Danuji, 33 Tahun Jadi Porter Stasiun Pasar Senen untuk Hidupi Anak Istri di Kampung

Terkadang, jika penumpang yang benar-benar membutuhkan, akan memanggil porter sendiri untuk membawakan barangnya.

"Kadang kalau lagi butuh itu dipanggil, kalau ada yang repot bawaannya," kata Danuji.

Beratnya barang bawaan penumpang bukan menjadi masalah bagi Danuji. Namun dia mengakui kalau penggunaan masker membuatnya pengap.

Sebab, Danuji harus naik turun tangga membawa puluhan kilogram barang sampai ke dalam kereta api.

"Semoga ya, masker juga sudah berhenti. Dari pagi sampai malam itu sumpek banget pakai masker itu, keinginanya begitu," katanya.

Baca juga: Kisah Daden Nur Jadi Porter Gunung Gede Pangrango: Bisa Angkut Barang hingga Jadi Koki

Terlepas dari itu, Danuji memahami bahwa peraturan yang diterapkan itu demi kenyamanan dan keamanan bersama.

"Kalau kayak gini kan penuh masyarakat harus pakai masker, karena kerumunan masa," kata dia.

Rp 15.000 sekali angkut

Danuji setiap harinya bekerja sebagai porter selama 12 jam, dari pukul 07.00 hingga 19.00 WIB. 

Aktivitas itu sudah dia lalui selama 33 tahun. Semua itu dia lakukan setiap hari demi mengumpulkan pundi-pundi untuk menghidupi keluarganya.

Tak tentu berapa pendapatan Danuji selama 12 jam bekerja. Karena tarif seikhlas penumpang, Danuji mendapat biasanya mendapatkan Rp 15.000 dan paling besar Rp 30.000 untuk jasanya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Megapolitan
Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Megapolitan
Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Megapolitan
Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari 'Beban Mental'

Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari "Beban Mental"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com