Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/03/2023, 09:48 WIB
Joy Andre,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Daden Nur Zaman (23) sudah enam tahun bekerja sebagai seorang porter gunung atau penyedia jasa angkut peralatan pendakian gunung.

Pria yang karib disapa Aden itu bercerita soal apa saja yang ia bisa ia lakukan ketika jasanya sebagai porter disewa oleh pendaki.

Tak sebatas mengangkut barang, Aden bahkan bisa disuruh untuk membuat makanan oleh penyewa jasanya.

Dari sekadar menyeduh kopi atau membuat mi instan, Aden bisa secara sigap memberikan pelayanan terbaik ke para pelanggannya.

"Yang pertama itu bawa barang tamu. Misalkan bawa peralatan pribadi atau apa, nah saya yang bawain. Kalau misalkan bawa mi saya yang masakin. Mau seduh kopi, saya yang seduhin," ujar Aden kepada Kompas.com, Senin (13/3/2023).

Baca juga: Nasib Porter Stasiun Pasar Senen Kala Pandemi, Banting Setir Jadi Pelaut demi Bertahan Hidup

Tak hanya bermodalkan tenaga, keahlian memasak juga merupakan modal utamanya menjadi porter.

Terbukti, Aden yang sudah 6 tahun menjadi porter bisa memasak segala macam makanan, mulai dari sop hingga soto.

Seluruh keputusan untuk mau makan apa ketika pendakian berlangsung, bahkan tergantung kemauan si penyewa jasa Aden.

"Semuanya sesuai request, ya. Kalau misalkan tamu mau sop, berarti saya bawa logistik sop. Kalau mau soto, saya nanti buatkan soto, apa saja pokoknya," ucap dia.

Baca juga: Cerita Porter Turut Jadi Saksi Kemajuan Stasiun, Dulu Sering Kecopetan, Kini Preman Sudah Diberantas

Meski kemampuan memasaknya terbatas, namun ia akan memberikan yang terbaik kepada pendaki yang menyewa jasanya.

Pria yang merupakan porter spesialis Gunung Gede Pangrango itu bicara, semua itu bisa didapatkan penyewa jasa porter dengan biaya Rp 700.000 - Rp 800.000.

"Masaknya makanan lokal saja. Kalau tarif, itu sudah termasuk jasa angkut dan memasak, harganya memang Rp 700.000 - Rp 800.000," jelas Aden.

Baca juga: Perjuangan Danuji, 33 Tahun Jadi Porter Stasiun Pasar Senen untuk Hidupi Anak Istri di Kampung

Aden bercerita, dirinya tak memiliki keahlian khusus ketika memilih jalan hidup sebagai porter.

Semuanya itu hanya bermodalkan hobi dan pengamatan yang ia lakukan kepada pamannya, yang juga berprofesi sebagai porter.

Berbekal itu semua, ia akhirnya mengikuti jejak pamannya untuk menjadi porter gunung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Mengaku Nikah Siri | Pelaku Tak Ditangkap Usai Dilaporkan KDRT

[POPULER JABODETABEK] Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Mengaku Nikah Siri | Pelaku Tak Ditangkap Usai Dilaporkan KDRT

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK48B Stasiun Tebet-Kampung Melayu

Rute Mikrotrans JAK48B Stasiun Tebet-Kampung Melayu

Megapolitan
6 Larangan Kampanye di Transjakarta

6 Larangan Kampanye di Transjakarta

Megapolitan
Pemprov DKI Akan Berkomitmen Beri Kemudahan Akses bagi Penyandang Disabilitas

Pemprov DKI Akan Berkomitmen Beri Kemudahan Akses bagi Penyandang Disabilitas

Megapolitan
Kondisinya Belum Stabil, Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Belum Diperiksa Kembali

Kondisinya Belum Stabil, Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Belum Diperiksa Kembali

Megapolitan
Keluh dan Harap Pedagang di Pasar Tomang di Tengah Melonjaknya Harga Cabai...

Keluh dan Harap Pedagang di Pasar Tomang di Tengah Melonjaknya Harga Cabai...

Megapolitan
Teman yang 'Sliding' Siswa SD di Bekasi Naik Status Jadi Anak Berhadapan dengan Hukum

Teman yang "Sliding" Siswa SD di Bekasi Naik Status Jadi Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Ayah dan Ibu 4 Bocah yang Tewas di Jagakarsa Dirawat di Rumah Sakit Berbeda

Ayah dan Ibu 4 Bocah yang Tewas di Jagakarsa Dirawat di Rumah Sakit Berbeda

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Otopsi Sebelum Tetapkan Tersangka di Kasus Pembunuhan 4 Bocah di Jagakarsa

Polisi Tunggu Hasil Otopsi Sebelum Tetapkan Tersangka di Kasus Pembunuhan 4 Bocah di Jagakarsa

Megapolitan
Sempat Naik, Kini Harga Telur di Pasar Tomang Barat Stabil

Sempat Naik, Kini Harga Telur di Pasar Tomang Barat Stabil

Megapolitan
Yenny Wahid Tak Setuju Debat Capres-Cawapres di Pemilu 2024 Pakai Bahasa Inggris

Yenny Wahid Tak Setuju Debat Capres-Cawapres di Pemilu 2024 Pakai Bahasa Inggris

Megapolitan
Pemkot Bogor Dapat Penghargaan, Bima Arya: Ini untuk Semua ASN Kota Bogor

Pemkot Bogor Dapat Penghargaan, Bima Arya: Ini untuk Semua ASN Kota Bogor

Megapolitan
Pemprov DKI: Ibu yang 4 Anaknya Diduga Dibunuh Suaminya di Jagakarsa Korban KDRT

Pemprov DKI: Ibu yang 4 Anaknya Diduga Dibunuh Suaminya di Jagakarsa Korban KDRT

Megapolitan
Kasus Covid-19 Melonjak, Dinkes DKI: Belum Butuh Pembatasan

Kasus Covid-19 Melonjak, Dinkes DKI: Belum Butuh Pembatasan

Megapolitan
Sebelum Pemeriksaan Psikologis, Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Lebih Dulu Dipulihkan Kondisinya

Sebelum Pemeriksaan Psikologis, Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Lebih Dulu Dipulihkan Kondisinya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com