Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalamnya Makna Toleransi di Arsitektur Masjid Tjia Kang Hoo Pasar Rebo…

Kompas.com - 30/03/2023, 22:11 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah masjid yang memadukan arsitektur agama Islam serta budaya Tionghoa dan Betawi berdiri di Jalan H. Soleh, RT 02/RW 07, Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Meski masih dalam tahap pembangunan, telah terlihat harmonisasi antara beragam budaya yang berbeda di masjid yang diberi nama Tjia Kang Hoo itu.

Tidak seperti atap kebanyakan masjid yang memiliki kubah, bagian atap Masjid Tjia Kang Hoo memiliki pagoda yang menyerupai arsitektur bangunan Tionghoa.

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Tjia Kong Hoo, Muhammad Wildan Hakiki, mengatakan bahwa atap induk masjid terdiri dari tiga susun pagoda yang mencerminkan kerangka dasar beragama sebagai jalan menuju surga, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan.

Lebih lanjut, Wildan mengatakan bahwa ada pagoda kecil yang dibangun dua susun. Pagoda kecil ini memiliki makna yang dalam soal hubungan manusia dengan Allah dan hubungan sesama makhluk hidup.

Baca juga: Cerminan Harmoni di Masjid Tjia Kang Hoo Pasar Rebo, Ada Percampuran Unsur Islam, Tionghoa, dan Betawi

Pada akhirnya, akan ada lima susun pagoda di masjid itu, melambangkan lima rukun Islam.

Ciri bangunan Tinghoa lain tampak pada warna merah yang digunakan pada bagian dinding masjid, dan sejumlah ornamen lain.

Sementara ciri bangunan Betawi terlihat dari gigi balang atau bagian yang ada pada tepi atap rumah-rumah masyarakat Betawi berbentuk segitiga dan bulatan, ornamen ini dipasang pada lisplang.

Nama masjid ini diambil dari nama kakek Wildan. Setelah menganut agama Islam pada 1980 silam, sang kakek berganti nama menjadi Abdul Soleh.

"Ini dulu rumah engkong saya terus dibongkar, dihancurin semua sampai dibuat masjid ini. Peletakan batu pertama pembangunan dilakukan tanggal 8 Oktober 2022," ujarnya.

Baca juga: Orang-orang di Balik Megahnya Masjid Istiqlal, Bahu-membahu Mengurus Masjid Terbesar di Asia Tenggara

Fasilitas ibadah ini didirikan di tengah permukiman warga yang mayoritas beretnis Tionghoa dan menganut agama Buddha maupun Konghucu.

Masjid yang berdiri di lahan seluas 793 meter persegi ini pun posisinya berdekatan dengan sebuah vihara dan gereja.

Wildan mengaku warga sekitar menyambut baik pembangunan masjid tersebut.

"Alhamdulillah warga antusias. Kemarin peletakan batu pertama warga non muslim pada datang semua, kumpul, pada bantu. RT yang non muslim juga turut membantu, perizinan semua," lanjut dia.

Proses pembangunan masjid sudah mencapai 60 persen. Ditargetkan akan ada shalat Id berjamaah pada lebaran nanti.

(Penulis: Bima Putra | Editor: Satrio Sarwo Trengginas)??

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kisah Masjid Tjia Kang Hoo di Pasar Rebo: Wujud Harmonisasi Islam, Tionghoa, dan Betawi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com