Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Gizi Sebut Anak Bisa Stunting karena Kekurangan Gizi Kronis di Masa Pertumbuhan

Kompas.com - 03/04/2023, 17:11 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta Utara menjadi salah satu kota madya di DKI Jakarta yang angka stunting atau tengkes terhadap anak mengalami penurunan dari 20,4 persen menjadi 18,5 persen di 2021 & 2022.

Meski demikian, persentase angka di Jakarta Utara untuk anak yang mengalami stunting masih cukup banyak jika dibandingkan dengan wilayah lain di DKI Jakarta.

Hal ini berdasarkan laporan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kemenkes 2021 dan 2022 di wilayah DKI Jakarta.

Baca juga: Tantangan Nakes di Puskesmas, Banyak Orangtua Denial Saat Anaknya Didiagnosis Stunting

Ahli gizi yang bertugas di Puskesmas Sunter Jaya II, Hillga Tiara Dewi mengungkapkan, penyebab terjadinya stunting terhadap anak dikarenakan kurangnya gizi pada masa pertumbuhan.

"Stunting itu kegagalan perkembangan (anak). Jadi, kalau kasarnya, anaknya agak lemot. Karena dia itu kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama, gizi kronis," ungkap Hillga saat ditemui Kompas.com pada Senin (3/4/2023).

"Mungkin juta disebabkan karena infeksi, misalnya lingkungan yang tidak bersih, dia sakitnya berulang, (maksudnya) setiap bulan sakit, itu juga memengaruhi pertumbuhannya," imbuh dia.

Kepala Puskesmas Sunter Jaya II, Artika T, juga tidak menampik bahwa penyebab terjadinya stunting  pada anak dikarenakan kondisi ekonomi keluarga yang tidak mumpuni untuk memenuhi gizi balita.

"Iya benar, sebagian besar karena memang kondisi ekonomi," kata Artika dalam kesempatan yang sama.

Baca juga: Heru Budi Kosongkan Jabatan Kadinkes Saat Hendak Atasi Stunting, Ini Alasannya

Meski begitu, Artika menegaskan yang perlu diperhatikan adalah pola perilaku dan pemikiran orangtua terhadap buah hati.

"Karena, sesungguhnya makanan yang bergizi itu tidak perlu mahal. Jadi, tergantung dari ibunya, bagaimana mengolahnya sehingga anak-anak ini bisa mendapatkan pola makan dan gizi yang cukup," imbuh Artika.

Di sisi lain, Hillga menjelaskan gejala pada balita yang akan mengalami stunting.

Hillga mengatakan, gejala stunting ini tidak seperti penyakit lain yang terlihat oleh kasat mata seperti batuk, demam, hingga pilek.

“Tetapi, kalau stunting itu lebih ke pertumbuhan anak,” ucap Hillga.

Baca juga: Cegah Stunting, Menkes Minta Ibu-ibu Timbang Balita Tiap Bulan

Sementara, untuk melihat pertumbuhan anak, Hillga mengimbau agar orangtua selalu mengantarkan buah hati ke Posyandu setiap bulannya.

Di sana, para balita akan menjalani penimbangan berat dan pengukuran tinggi badan.

“Kalau balita tersebut setiap bulannya tidak ada kenaikan berat badan atau weight faltering, tidak ada kenaikan berat badan sesuai standar, itu akan berisiko ke arah stunting,” ungkap Hillga.

Oleh karena itu, penting bagi para ibu agar tidak menyepelekan untuk mengantarkan anak ke Posyandu.

Baca juga: Jokowi Minta Cara Kerja Penanganan Covid-19 Diterapkan untuk Tangani TBC hingga Stunting

“Jadi, dari sana, kamu bisa melihat balita-balita mana saja yang dicurigai akan jatuh ke stunting dengan dilihat dari pertumbuhan,” tutur Hilga.

“Memang (datang ke Posyandu) kelihatannya sepele. Datang, ditimbang, dan diukur. Tetapi kan sebenarnya tidak,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Megapolitan
Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Megapolitan
Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Megapolitan
Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Megapolitan
UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

Megapolitan
Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Megapolitan
KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

Megapolitan
Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Megapolitan
Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com