JAKARTA, KOMPAS.com - Perempuan “sakti” Ida Dayak dari Kalimantan Timur tidak jadi melakukan pengobatan alternatif di Markas Kostrad Cilodong, Depok, Senin (3/4/2023).
Pasalnya, acara yang dihadiri ribuan orang dari berbagai daerah itu berlangsung ricuh hingga Ida Dayak sendiri angkat tangan.
Ia merasa tidak mampu melayani semua pasien yang datang dan ingin diobati.
Sebelum acara akhirnya dihentikan, terjadi aksi saling dorong saat Ida Dayak turun dari mobil dengan pengawalan ketat sejumlah anggota TNI.
Bahkan, seorang perwira tinggi TNI pun tampak ikut mengawal. Dia adalah Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif) Kostrad, Mayjen TNI Bobby Rinal Makmun.
"Tolong anak saya dulu, Bu, saya sudah dari subuh," teriak seorang pria kepada Ida yang baru turun dari mobil, sebagaimana dilansir TribunJakarta.com.
Baca juga: Siapa Sosok Ida Dayak yang Didatangi Pasien dari Berbagai Belahan Indonesia untuk Berobat?
Karena penonton ricuh dan berdesak-desakan, Ida Dayak pun kembali dibawa masuk ke mobil.
Mayjen Bobby mengatakan kepada massa yang kadung datang bahwa Ida Dayak tidak bersedia praktik lantaran jumlah pasien yang terlalu banyak.
"Ibu Ida tidak bersedia atau tidak mampu untuk melakukan pengobatan karena kondisinya ramai sekali, tidak mungkin melakukan pengobatan satu per satu," ucap Mayjen Bobby kepada ribuan pasien yang menunggu.
Dilansir dari Tribunnews.com, Ida Dayak lahir pada 3 Juli 1972 di Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.
Sebelum terkenal seperti sekarang, Ida Dayak kerap menjajakan jasa pengobatan alternatif dengan cara berkeliling dari pasar ke pasar.
Uniknya, Ida Dayak mengenakan pakaian adat serta aksesori khas suku Dayak setiap kali praktik.
Selain di Kalimantan, Ida Dayak pernah melakukan pengobatan hingga ke Sumatera, Sulawesi, dan Papua.
Dalam penyembuhan penyakit, Ida Dayak diketahui melakukan ritual menari, kemudian mengurut pasien dengan minyak berwarna merah yang diberi nama minyak Bintang.
Ajaibnya, dalam sekali urut, berbagai penyakit bisa langsung sembuh.