Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Masyarakat Mebeludak di Pengobatan Alternatif Ida Dayak, Pengamat: Manusia Cari Jalan Kesembuhan

Kompas.com - 04/04/2023, 20:42 WIB
M Chaerul Halim,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pengamat Sosial Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati memberikan komentar mengenai membeludaknya masyarakat yang hendak menjalani pengobatan alternatif Ida Dayak di kawasan Cilodong Depok.

Di balik fenomena itu, Devie berpandangan bahwa salah satu faktornya didasari oleh tingkat rasa keinginan sembuh yang tinggi.

Sebab, mereka sadar bahwa kesehatan itu merupakan harta terbesar bagi seluruh umat manusia.

"Maka, manusia mana pun di seluruh dunia akan mencari alternatif jalan. Artinya, manusia itu tidak pernah yang namanya melihat misalnya pengobatan ini lebih baik daripada pengobatan yang lain," kata Devie dalam pesan suara yang diterima Kompas.com, Selasa (4/4/2023).

Baca juga: Siapa Sosok Ida Dayak yang Didatangi Pasien dari Berbagai Belahan Indonesia untuk Berobat?

"Jadi, kalau orang sudah sakit, dia akan melakukan apapun agar bisa sembuh sehingga dia akan pergi ke pengobatan modern dan juga pengobatan alternatif," sambung dia.

Kemudian, faktor geografis. Kata Devie, faktor ini yang menyebabkan masyarakat beranjak ke kota lain karena mereka merasa kesulitan untuk menjangkau fasilitas kesehatan di wilayahnya.

Selain itu, pengobatan alternatif atau tradisional juga tak luput dari tradisi di masyarakat.

"Jadi sesuatu yang dekat dengan masyarakat, mereka tidak merasa ragu lagi, tidak merasa asing dengan pengobatan seperti menggunakan tanaman, terapi terapi tubuh, itu sesuatu yang merupakan bagian dari tradisi," ujar dia.

Baca juga: Saat Perwira Tinggi TNI Turun Gunung Kawal Pengobatan Alternatif Ida Dayak di Depok...
 
Dari beberapa faktor itu, Devie menyebutkan, ujung-ujungnya masyarakat sebenarnya hanya ingin memperoleh kesembuhan meski pengobatan alternatif Ida Dayak dianggap kurang ilmiah.

"Karena sekali lagi, ujungnya adalah bagaimana caranya manusia bisa bebas dari penyakitnya, sarananya lewat pendekatan konvensional ataupun alternatif itu kan hanya bagian dari cara, ini yang perlu kita pahami," imbuh dia.

Sebelumnya diberitakan, ribuan orang memadati area gelanggang olahraga (GOR) Madivif 1 Kartika, Kostrad Cilodong, Depok, pada Senin (3/4/2023).

Mereka sengaja hadir untuk menjalani pengobatan alternatif Ida Dayak.

Baca juga: Ketakutan Perwira Tinggi TNI akan Jatuhnya Korban Jiwa di Acara Pengobatan Alternatif Ida Dayak di Depok…

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, ribuan orang dari berbagai daerah tumpah ruah di area lapangan Kostrad Cilodong, Depok sekitar pukul 11.20 WIB.

Para warga dari berbagai daerah menyempatkan diri untuk mengantarkan sanak-saudaranya agar mendapatkan penanganan dari Ida Dayak.

Akan tetapi, pelaksanaan pengobatan alternatif itu akhirnya terpaksa dibatalkan karena para pasien dan warga yang menyesaki lapangan terbuka, ricuh saat Ida Dayak datang sekitar pukul 16.45 WIB.

Kondisi itu membuat Ida Dayak enggan melanjutkan pengobatan alternatifnya.

"Ibu Ida tidak bersedia atau tidak mampu untuk melakukan pengobatan, karena kondisinya ramai sekali," kata Pangima Divisi Infanteri (Pangdivif) 1 Kostrad, Mayjen TNI Bobby Rinal Makmun di lokasi, Senin.

Bobby menegaskan bahwa pelaksanaan pengobatan alternatif Ida Dayak juga dipastikan tak akan ada di hari esok.

Pihak Kostrad akan melakukan evaluasi terlebih dulu sebelum mengadakan acara serupa.

"Besok, saya pastikan tidak ada praktik pengobatan, saya evaluasi dulu. besok saya pending dulu," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com