Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Terbanyak akibat Korsleting, Jangan Lupa Cabut Semua Colokan Sebelum Mudik

Kompas.com - 06/04/2023, 11:20 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta menyebutkan, ada 33 kebakaran yang melanda Ibu kota pada pekan pertama Ramadhan 2023.

Jumlah itu merupakan data yang dicatat sejak awal Ramadhan sampai 28 Maret 2023 atau 6 Ramadhan 1444 Hijriah.

"Untuk (Ramadhan) tahun 2023 ini, sampai 28 Maret atau pas 6 Ramadhan, itu ada 33 kejadian," Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta Satriadi Gunawan kepada wartawan, Rabu (5/4/2023).

Baca juga: Pakai Pengeras Suara Mushala, Damkar DKI Sosialisasikan Pencegahan Kebakaran Selama Ramadhan

Ada sejumlah faktor penyebab kebakaran itu. Kini, Dinas Gulkarmat DKI Jakarta tengah gencar menyosialisasikan cara mencegah kebakaran kepada masyarakat.

Klaim lebih rendah

Satriadi menjelaskan bahwa jumlah kebakaran yang terjadi Ramadhan tahun ini berkurang dibandingkan Ramadhan tahun sebelumnya.

Dinas Gulkarmat DKI Jakarta mencatat pada 2021, ada 114 insiden kebakaran di Ibu Kota saat Ramadhan, sedangkan 2022 ada 165 kebakaran.

Namun, Ramadhan tahun ini masih tersisa sekitar 15 hari. Artinya, potensi kebakaran tetap masih ada.

"Ini (data kebakaran Ramadhan 2023) masih di bawah tahun-tahun sebelumnya, tetapi untuk tahun ini kan (Ramadhan) belum selesai," ujar Satriadi.

Baca juga: 33 Kebakaran Landa Jakarta Pekan Pertama Ramadhan, Paling Banyak Disebabkan Korsleting

Warga kini semakin memahami upaya mengantisipasi kebakaran. Karena itulah, ia memprediksi jumlah kebakaran berkurang.

"Masyarakat itu karena respons (cepat) dan kecepatan kami menangani kebakaran semakin cepat, jadi otomatis kuantitasnya makin menurun," ucap Satriadi.

Penyebab

Ada beberapa faktor penyebab 33 kebakaran di Jakarta pada pekan pertama Ramadhan.

Satriadi mengungkapkan, dari 33 kebakaran, paling banyak disebabkan korsleting, sekitar 70 persen.

"Rata-rata memang (penyebab kebakaran) hampir 70 persen itu karena korsleting," ujar Satriadi.

Satriadi mengatakan, penyebab lain kebakaran diduga kelalaian saat menggunakan kompor hingga puntung rokok.

"Itu yang belum lama gara-gara rokok. Merokok sambil tidur, terus jatuh rokoknya. Kelalaianlah, cuma masih mendominasi ya arus (korsleting)," kata Satriadi.

Baca juga: Jangan Sampai Kebakaran, Ini Tips Aman Tinggalkan Rumah Saat Mudik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com