Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa Ini Berhasil Sekolahkan Anak Hingga Tamat

Kompas.com - 27/04/2023, 18:45 WIB
Rizky Syahrial,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lupi (60) dan Bakar (77) sangat bersyukur. Meskipun hanya bekerja sebagai pengayuh ojek sampan, mereka mampu menyekolahkan anak-anak hingga tamat. 

Ketika Kompas.com menjumpai di sela aktivitasnya, Rabu (26/4/2023) sore, mereka pun bercerita tentang suka duka menjadi ojek sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara. 

Bakar mengaku, berprofesi sebagai ojek sampan sejak ia berusia sekitar 19 tahun. 

"Saya sudah sejak 1965," kata Bakar. 

"Kalau saya sudah 30 tahunan ada di sini," timpal Lupi. 

Baca juga: Kisah Lupi dan Bakar yang Harus Belajar Bahasa Inggris Agar Bisa Tawarkan Ojek Sampan ke Turis Asing di Pelabuhan Sunda Kelapa

Bakar ingat betul, era '60-an, harga per orang untuk bisa menaiki sampannya, yakni 50 perak. Seiring dengan waktu, ia menaikkan tarif hingga menjadi Rp 50.000 per orang saat ini. 

Di tengah jumlah penumpang yang tidak menentu per harinya, Bakar dan Lupi tak lupa untuk menyisihkan uang hasil mengayuh ojek sampan untuk keperluan pendidikan anak. 

Lupi memiliki empat orang anak. Sekarang mereka sudah menikah semua. Bahkan, Lupi sudah dikarunai beberapa orang cucu. 

Sedangkan Bakar memiliki lima orang anak. Sama seperti Lupi, anak Bakar sudah menikah semuanya. Bakar juga sudah memiliki cucu. 

Kehidupan anak-anak Lupi dan Bakar, termasuk soal pendidikannya, bersumber dari setiap kayuhan sampan. 

"Anak saya empat. Laki dua, perempuan dua. Mereka sekolah sampai SMK semua," tutur Lupi sembari tersenyum bangga. 

Baca juga: Kisah Lupi dan Bakar, Jadi Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa Selama Lebih dari 30 Tahun

Bakar kemudian menimpali, "kalau saya ada tujuh. Lima anak masih hidup, dua meninggal. Ya semuanya alhamdulilah sudah berhasil, sudah punya anak semua". 

Bahkan, ada salah satu anak Bakar yang tidak hanya menamatkan jenjang pendidikan setara SMA, melainkan tamat dari perguruan tinggi jurusan teknik mesin.

Bakar merasa beruntung karena sang anak tidak bergantung pada orangtua. Sang anak juga mencari uang tambahan dengan bermain musik. Ia sering tampil di berbagai pagelaran musik.

Lupi dan Bakar kini masih setia pada profesi yang menghantarkan keluarganya menuju ke kehidupannya masing-masing. 

Mereka tidak tahu kapan akan berhenti mengayuh. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagab DKI

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagab DKI

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com