JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak keluarga pasutri Sonder Simbolon (72) dan Tiurmaida (65), dua korban tabrak lari di Bekasi, menyesalkan tindakan oknum TNI Prada MW yang memutuskan pergi usai terjadinya kecelakaan.
Anak sulung pasangan tersebut, Rendra Falentino Simbolon (45), mengatakan bahwa Prada MW seharusnya memberikan pertolongan, bukan justru kabur.
"Kenapa justru ketika terjadi kecelakaan, bukannya turun dan menolong korban, malah melarikan diri," ujar Rendra di Denpom Cijantung, Senin (8/5/2023).
Berdasarkan informasi yang diterima keluarga, Prada MW diduga kabur karena panik dan ketakutan.
Baca juga: Tak Minta Maaf, Anggota TNI Penabrak Pasutri Hanya Diam Saat Bertemu Anak Korban
Atas dasar itu keluarga korban menyesalkan tak adanya jiwa kesatria yang dimiliki Prada MW sebagai anggota prajurit TNI.
"Kami sangat menyesali karena terduga pelaku ini kan prajurit TNI, yang semestinya melindungi segenap bangsa. Itu yang kami sesali, di mana jiwa kesatria seorang anggota TNI-nya," kata Rendra.
Sementara itu, kuasa hukum dari keluarga korban, Hazirun Tumanggor, mengatakan bahwa proses hukum akan terus mereka lanjutkan.
Untuk saat ini keluarga mendesak agar CCTV yang merekam detik-detik kecelakaan itu diperlihatkan.
Karena CCTV itu yang nantinya bisa jadi bukti bagaimana peristiwa dugaan pelanggaran hukum itu bisa terjadi.
"Kami akan berusaha terus untuk melihat CCTV tersebut, karena kami akan melihat di situ bagaimana peristiwa hukumnya, peristiwa tabrakannya terjadi, CCTV menjadi parameternya," ucap Harizun.
Untuk diketahui, orangtua Rendra yaitu Sonder Simbolon dan istrinya, yakni Tiurmaida, tewas usai jadi korban tabrak lari di Jalan Raya Kampung Sawah, Jatimurni, Pondok Melati, Kamis (4/5/2023) pagi pukul 07.45 WIB.
Kanit Gakkum Satlantas Polres Metro Bekasi Kota Iptu Dwi Budi mengatakan, mereka tewas ditabrak saat mengendarai sepeda motor.
Baca juga: Melihat Mobil Ringsek Anggota TNI AD dan Motor Pasutri Lansia yang Terlibat Tabrakan Maut di Bekasi
"Korban ditabrak saat mengendarai sepeda motor bernomor polisi B 5473 TJB miliknya," kata Dwi Budi.
Dwi menyebutkan, kedua korban tewas dengan luka berat. Sonder bahkan tewas dengan kondisi kaki terputus.
"Korban yang laki-laki kakinya putus," kata Dwi saat itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.