JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus percobaan pembunuhan berencana yang dialami korban Gerry Tanuwidjaya (38) pada Maret 2015 belum sepenuhnya rampung.
Meski mantan istri korban, Lusiana, yang berperan sebagai otak percobaan pembunuhan berencana ini sudah ditangkap, nyatanya masih ada dua DPO lain.
Mereka adalah eks anggota TNI, Devan Andriawan, dan salah satu pembunuh bayaran yang bernama Barry.
"Masih ada 2 orang yang menjadi DPO kami. Inisial D dan B," ungkap Kanit Reskrim Polsek Penjaringan AKP Harry Gasgari saat dihubungi Kompas.com pada Kamis (11/5/2023).
Harry memastikan, pihaknya tetap memburu dua tersangka tersebut meski sudah menjadi DPO sejak 2018.
Baca juga: Bengisnya Lusiana, Selingkuh dengan Pria Lain lalu Hendak Bunuh Sang Suami untuk Kuasai Harta
"Masih, masih berupaya terus melakukan pengejaran," tegas Harry.
Dalam kesempatan yang berbeda, kuasa hukum Gerry, Beni Daga mengungkapkan bahwa salah satu pembunuh bayaran yang bernama Armindo kini sudah menjadi saksi untuk korban.
"Yes, Armindo. Sudah diadili juga dan sudah selesai menjalankan hukuman. Sekarang sudah menjadi saksi korban," ucap Beni saat dihubungi Kompas.com pada Kamis.
Kasus percobaan pembunuhan berencana Gerry terjadi di salah satu tol arah kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Maret 2015.
Gerry tidak terlalu memperhatikan keseharian Lusiana lantaran ia disibukkan dengan profesinya sebagai seorang pengusaha sampai akhirnya sang istri selingkuh.
Beni mengungkapkan, perselingkuhan ini diketahui Gerry setelah Devan menjadi salah satu orang yang diselidiki Danton TNI.
Baca juga: Akhir Pelarian Lusiana Selama 7 Tahun, Otak Pembunuhan Berencana Suami yang Libatkan Eks Anggota TNI
Dalam proses tersebut, gawai milik Devan disita dan diperiksa sampai akhirnya bukti perselingkuhan terkuak.
"Klien saya ini, selain dia sebagai pengusaha, dia pasti punya teman banyak. Nah, dia dapat info, entah dari siapa dan dari mana, dapat info, ternyata istrinya punya hubungan dengan Devan," ungkap Beni.
Setelah ketahuan selingkuh, Lusiana mulai mengatur strategi untuk menghabisi nyawa Gerry. Hal itu ia lakukan demi bisa menguasai aset suaminya berupa rumah dan beberapa usaha lainnya.
Kemudian, Lusiana berinisiatif membangun komunikasi dengan Devan dan mereka pada saat itu mencari pembunuh bayaran untuk mengeksekusi Gerry.