Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Gedung Juang 45, Saksi Bisu Perjuangan dan Perkembangan Bekasi

Kompas.com - 14/05/2023, 09:00 WIB
Joy Andre,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Bukan tanpa alasan Bekasi dijuluki Kota Patriot.

Sejumlah peninggalan yang menandakan bentuk perlawanan rakyat terhadap penjajahan ada di Bekasi, salah satunya Gedung Juang 45.

Terletak di Jalan Sultan Hasanudin Nomor 39, Tambun Selatan, Gedung Juang 45 Bekasi ini menjadi saksi bisu perlawanan rakyat Bekasi terhadap para penjajah.

Sejarawan yakni Ali Anwar menyebut, gedung ini sudah ada dari zaman kolonial Belanda.

"Kalau saya lihat dari beberapa artikel dan koran-koran, itu di akhir tahun 1930, usianya sudah 100 tahun," ujar Ali Anwar saat dihubungi Kompas.com, Jumat (12/5/2023).

Baca juga: Senyum dan Salam Para Biksu Saat Singgah di Bekasi dalam Perjalanan Panjang dari Thailand ke Candi Borobudur

Ali mengatakan bahwa gedung itu sudah berdiri sejak 1800-an oleh tuan tanah beretnis Tionghoa.

"Itu dimanfaatkan untuk perkebunan. Di daerah Tambun itu kan ada perkebunan karet, gula atau tebu kemudian pertanian," tutur Ali lagi.

Seiring waktu berlalu, seorang tuan tanah keturunan Tionghoa yang lain yakni bernama Kouw Oen Huy lalu menguasai bangunan tua tersebut hingga tahun 1942.

Lantaran terus-menerus mendapat desakan dari Tentara Republik Indonesia (TNI), akhirnya gedung tersebut dijadikan sebagai pertahanan Bekasi-Jakarta dan menjadi pusat kekuatan pasukan Republik Indonesia di kawasan Tambun dan Cibarusah.

Baca juga: Iring-iringan Mercy dan Sedan Jaguar Hasil Keringat Sendiri yang Antarkan Bacaleg PPP Daftar ke KPU Bekasi...

Tahun 1943 gedung tersebut jatuh ke tangan tentara Jepang dan dijadikan pusat kekuatannya.

Sampai akhirnya di tahun 1945, Komite Nasional Indonesia (KNI) berhasil mengambil alih Gedung Juang dan menjadikannya sebagai kantor Kabupaten Jatinegara sekaligus sebagai Pusat Komando Perjuangan RI dalam menghadapi tentara sekutu.

"Dalam perkembangannya, begitu kantor Kabupaten Bekasi pindah kantornya ke Jalan Juanda, Bekasi, itu di sampingnya dijadikan gedung DPRD," ungkap Ali.

Gedung itu kemudian berkali-kali beralih fungsi.

Perubahan yang terjadi antara lain bangunan kampus Akademi Pembangunan Desa (APD), Kantor Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) hingga Kantor Damkar.

"Bangunan kampus APD 45 itu yang nantinya dipindah dan jadi Universitas Islam 45," tutur Ali.

Sampai saat ini, Gedung Juang Tambun berubah menjadi Museum Bekasi dan jadi salah satu destinasi wisata, baik untuk warga Bekasi atau warga luar Bekasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com