Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Stevanus Sanu, Remaja 16 Tahun Korban Kebakaran Mal Klender 1998

Kompas.com - 19/05/2023, 09:51 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak pernah terbayangkan dalam benak Maria Cornelia Kuryati Sanu (75) bakal kehilangan anaknya Stevanus Sarintus Antonius Sanu di usia yang masih sangat belia. 

Stevanus Sanu, menjadi salah satu korban peristiwa pembakaran Mal Yogya Plaza Klender—kini bernama Cipaz Klender—pada kerusuhan Mei 1998 lalu, saat ia masih berusia 16 tahun.

Peristiwa itu meninggalkan luka yang sangat dalam bagi Maria meski sudah 25 tahun berlalu.

Air mata dan bayang-bayang wajah anak kedelapannya itu terus menghantui saat Maria menceritakan tragedi itu kepada Kompas.com, Rabu (17/5/2023).

"Salah (Stevanus) apa? Saya yang mengandung, melahirkan, merawat, dan mendidik. Tapi, dibakar begitu saja, semena-mena. Apa kesalahan anak saya," kata Maria dengan suara yang bergetar.

Baca juga: Tragedi Kebakaran Mal Klender 1998

Suatu pagi yang cerah di sebuah rumah kawasan Perumnas Klender, Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur, Maria dan ke-10 anaknya tengah berkumpul sambil menikmati tayangan televisi.

Saat itu, suasana terasa seperti biasa saja walau sudah tersiar kabar tentang 4 mahasiswa Trisakti tewas ditembak pada 12 Mei, saat berdemonstrasi menuntut Presiden Soeharto segera lengser dari jabatannya.

Stevanus terlebih dulu menjalankan kewajibannya untuk mencuci baju sebelum akhirnya melangkah ke luar rumah tanpa memberitahu Maria.

Remaja yang duduk di bangku kelas 2 SMP itu lalu bermain bola bersama teman sebayanya di halaman Masjid Hifzul Amanah.

Lokasinya tidak jauh, kira-kira hanya 10 meter dari rumah Maria. Dari kediamannya, Maria biasanya hanya melongok ke luar rumah untuk memantau Stevanus.

Azan Zuhur tiba, Stevanus dan teman-temannya harus berhenti karena orang yang hendak menunaikan ibadah akan segera datang.

Di sisi lain, Maria menyadari Stevanus tidak ada di rumah.

Sontak, dia menghampiri halaman Masjid Hifzul Amanah untuk mencari anaknya.

"Oma tanya, 'kamu lihat Stevanus enggak?', 'Stevanus ke Yogya Klender', 'Ada apa?, 'Katanya ada tawuran'," tutur Maria meniru percakapannya dengan salah satu teman Stevanus.

Baca juga: 25 Tahun Hilangnya Sang Aktivis 1998, Herman Hendrawan dan Petrus Bima Anugerah

Berdasarkan penuturan teman Stevanus, Stevanus pergi ke Mal Yogya Klender seorang diri. 

Mengetahui hal tersebut, Maria hanya bisa menggelengkan kepala sambil menepuk jidat.

Dia sadar bahwa Stevanus merupakan anak dengan rasa ingin tahu tinggi sehingga tak heran Stevanus nekat pergi ke sana begitu mendengar ada tawuran.

Maria akhirnya memutuskan kembali ke rumah.

Ia bersiap pergi ke Pasar Perumnas Klender di Jalan Teratai Putih Raya, Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur, hendak membeli obat untuk dua adik Stevanus.

Di tengah perjalanan, Maria yang akrab disapa Oma Sanu ini bertemu dengan tetangga yang memperingatinya agar tidak pergi karena Pasar Perumnas Klender tengah dijarah.

Tetapi, Maria penasaran dan tetap menyambanginya. Terlebih, dia harus membeli obat untuk kedua anaknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW4

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW4

Megapolitan
12.851 ASN di DKI Jakarta Masuk Usulan Penonaktifan NIK

12.851 ASN di DKI Jakarta Masuk Usulan Penonaktifan NIK

Megapolitan
Jaga Keakuratan, Dukcapil DKI Bakal Data 11,3 Juta Warga yang Tinggal di Jakarta

Jaga Keakuratan, Dukcapil DKI Bakal Data 11,3 Juta Warga yang Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Pengamat: Kaesang Lebih Berpotensi Menang di Pilkada Bekasi Ketimbang di Depok

Pengamat: Kaesang Lebih Berpotensi Menang di Pilkada Bekasi Ketimbang di Depok

Megapolitan
Polda Metro Pastikan Video Soal Tepung Dicampur Narkoba Hoaks

Polda Metro Pastikan Video Soal Tepung Dicampur Narkoba Hoaks

Megapolitan
BPBD DKI Siapkan Pompa 'Mobile' untuk Antisipasi Banjir Rob di Pesisir Jakarta

BPBD DKI Siapkan Pompa "Mobile" untuk Antisipasi Banjir Rob di Pesisir Jakarta

Megapolitan
Ini 9 Wilayah di Pesisir Jakarta yang Berpotensi Banjir Rob hingga 29 Mei 2024

Ini 9 Wilayah di Pesisir Jakarta yang Berpotensi Banjir Rob hingga 29 Mei 2024

Megapolitan
Komplotan Maling Gasak Rp 20 Juta dari Kios BRILink di Bekasi

Komplotan Maling Gasak Rp 20 Juta dari Kios BRILink di Bekasi

Megapolitan
Supirnya Mengantuk, Angkot Tabrak Truk Sampah di Bogor

Supirnya Mengantuk, Angkot Tabrak Truk Sampah di Bogor

Megapolitan
KPAI: Banyak Program Pemerintah yang Belum Efektif Cegah Kekerasan Seksual pada Anak

KPAI: Banyak Program Pemerintah yang Belum Efektif Cegah Kekerasan Seksual pada Anak

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Penusuk Lansia di Kebon Jeruk

Polisi Kantongi Identitas Penusuk Lansia di Kebon Jeruk

Megapolitan
KPAI: Kekerasan Seksual pada Anak Bisa Dicegah lewat Pola Pengasuhan yang Adaptif

KPAI: Kekerasan Seksual pada Anak Bisa Dicegah lewat Pola Pengasuhan yang Adaptif

Megapolitan
Pengamat: Kalau Dukungan Dananya Besar, Peluang Kaesang Menang pada Pilkada Bekasi Tinggi

Pengamat: Kalau Dukungan Dananya Besar, Peluang Kaesang Menang pada Pilkada Bekasi Tinggi

Megapolitan
Polisi Tangkap 6 Remaja yang Terlibat Tawuran di Sawah Besar

Polisi Tangkap 6 Remaja yang Terlibat Tawuran di Sawah Besar

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Tak Dilirik Pembeli, Mobil Akan Dilelang Lagi dengan Harga yang Telah Dikorting

Rubicon Mario Dandy Tak Dilirik Pembeli, Mobil Akan Dilelang Lagi dengan Harga yang Telah Dikorting

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com