Sesampainya di sana, segala akses masuk tertutup.
Hiruk-pikuk Pasar Perumnas seketika berubah menjadi kesibukan yang tidak biasa.
Tidak sedikit orang berbondong-bondong membawa kulkas, lemari, kipas angin, hingga kasur.
Baca juga: Han dan Kisah-kisah Pilu Saksi Kerusuhan Jakarta Mei 1998: Saat Penjarahan hingga Pembakaran Melanda
Kondisi itu membuat Maria cemas dengan keberadaan Stevanus walau Pasar Perumnas dan Mal Yogya Plaza Klender berbeda tempat dengan jarak 6 kilometer.
Maria pun bergegas pulang karena tersiar kabar terjadi kerusuhan di sepanjang Jalan Teratai Putih Raya.
Dengan perasaan panik, Maria yang sudah lebih dulu ditinggal suami untuk selama-lamanya ini pulang ke rumah.
Ia tidak berani melewati Jalan Teratai Putih Raya dan memilih akses gang sempit.
"Kondisinya saat itu seperti mau perang saja. Semua gang dipalang dengan pot atau kayu-kayu agar para penjarah tidak masuk wilayah perumahan. Toko-toko di Jalan Teratai Putih Raya seketika tutup. Pokoknya, sudah seram, ya mencekam," ungkap Maria menggambarkan kondisi saat itu.
Tiba di rumah, Maria semakin panik karena Stevanus tidak kunjung pulang.
Tetapi, ia tetap mencoba berpikir positif dan masih yakin anaknya akan pulang.
Baca juga: Paguyuban Mei 98 Doa Bersama dan Aksi Tabur Bunga di Mall Klender
Matahari dari arah Barat mulai terbenam dan petang berganti malam.
Tetapi, batang hidung Stevanus tidak juga terlihat. Maria juga sudah mendapatkan kabar Mal Yogya Plaza Klender dibakar.
Di tengah perasaan gelisah ini, Maria tetap berpikir positif Stevanus bakal pulang ke pelukan keluarga. Ia kemudian memutuskan pergi menjalankan ibadah doa rosario.
Sebelum doa rosario dijalankan, Maria bertukar cerita dengan temannya.
Salah satu temannya berkata, 'Anak aku naik metromini dan diturunkan di Kebon Singkong. Akhirnya dari Kebon Singkong jalan kaki sampai rumah'.
Ya, transportasi umum saat itu menghindari titik-titik kerusuhan. Sementara, jarak Kebon Singkong ke Perumnas Klender berkisar 9 kilometer.
"Lalu Oma bilang, 'itu Stevanus, anak aku belum pulang sampai sekarang'. Jadi, saling cerita. Akhirnya, enggak konsentrasi berdoa karena membicarakan kebakaran Mal Yogya Plaza Klender. 'Mal sudah dibakar, kerusuhan di mana-mana'. Ya sudah, akhirnya Oma pulang," ucap Maria.
Baca juga: Reformasi 98 dan Beragam Agenda yang Belum Tercapai
Hari selanjutnya, Maria juga belum melihat Stevanus berada di rumah.
Ia hanya berpikir, mungkin saja dia jalan kaki mengingat tidak ada transportasi umum pada saat itu.
Tetapi, kabar tentang Stevanus tidak kunjung pulang nyatanya sudah tersiar di wilayah Perumnas Klender.
Berangkat dari kabar itu, tidak sedikit umat gereja bergegas ke rumah Maria.