JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga mahasiswa Universitas Mercu Buana (UMB) merancang aplikasi perlindungan pelecehan seksual bernama Smart Integrated Sex Harassment Protecting (STRESSING).
Mereka bernama Reny Novianti (20), Calvin Prasetyo (20), dan Berliana Fajrina (19). Ketiganya adalah mahasiswa semester 4 jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer.
Konsep aplikasi ini muncul dari banyaknya korban pelecehan seksual, khususnya di Indonesia.
"Saya juga terima cerita dari orang-orang sekitar saya tentang pelecehan yang mereka alami," ujar Reny saat diwawancarai Kompas.com, Minggu (21/5/2023).
"Tempat pengaduan para korban pelecehan itu masih minim, apalagi di Indonesia ada budaya nyalahin korban. Sudah jadi korban, kena serangan warganet pula," lanjut dia.
Baca juga: Heru Budi Resmi Buka Rangkaian HUT Ke-496 Jakarta di Monas
STRESSING bertujuan untuk meminimalisasi kasus pelecehan seksual di Indonesia dan membantu korban untuk melapor.
Berbasis internet of things (IOT), salah satu fitur utama aplikasi ini adalah tombol panik atau panic button yang dapat ditekan apabila penggunanya mengalami pelecehan seksual.
"Bekerja dengan metode sensor suara, pengguna dapat langsung menekan tombol panik ketika membutuhkan bantuan," kata Reny.
"Nantinya secara otomatis aplikasi akan mengeluarkan bunyi untuk menakuti si pelaku pelecehan dan bakal mengirimkan sinyal bahaya ke pihak yang terhubung juga," sambung Berliana.
Calvin menambahkan, semua data pengguna akan tersimpan secara otomatis di dalam cloud.
"Data itu dapat digunakan sebagai bukti dalam proses pelaporan korban ke pihak yang berwenang," tutur Calvin.
Rencananya, Reny dkk akan bekerja sama dengan beberapa pihak berwenang, yakni Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Komnas Perempuan, aparat penegak hukum atau kepolisian, dan non-governmental organization (NGO) yang bergerak di bidang perlindungan dan penanganan kasus kekerasan seksual.
Baca juga: Wakil Wali Kota Tangsel Berikan Sepeda dan Beasiswa pada Pelajar asal Ciputat
Selain panic button, terdapat tiga fitur lain dalam rancangan STRESSING yang dapat dimanfaatkan pengguna, yaitu fitur untuk melapor, fitur berita, serta fitur pendampingan dan konsultasi.
"Fitur berita untuk berbagi informasi para pengguna aplikasi tentang kasus yang sedang atau pernah dialami," papar Reny.
"Fitur pendampingan dan konsultasi untuk menghubungkan pengguna dengan aparat berwajib dan juga merekomendasikan konseling," lanjut dia.
Atas inovasi itu, ketiga mahasiswa itu berhasil meraih peringkat favorit 1 dalam Pekan Inovasi Universitas Mercu Buana 2023, Selasa (16/5/2023).
Berliana berharap, STRESSING dapat direalisasikan menjadi sebuah aplikasi.
"Supaya dapat mengurangi pelecehan seksual dari berbagai umur dan gender, serta tidak ada lagi korban yang bungkam karena alasan takut dicemooh masyarakat lain," tutur Berliana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.