Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Mahasiswa Ini Rancang Aplikasi untuk Cegah Pelecehan Seksual, Ada Fitur "Panic Button"

Kompas.com - 21/05/2023, 12:46 WIB
Xena Olivia,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga mahasiswa Universitas Mercu Buana (UMB) merancang aplikasi perlindungan pelecehan seksual bernama Smart Integrated Sex Harassment Protecting (STRESSING).

Mereka bernama Reny Novianti (20), Calvin Prasetyo (20), dan Berliana Fajrina (19). Ketiganya adalah mahasiswa semester 4 jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer.

Konsep aplikasi ini muncul dari banyaknya korban pelecehan seksual, khususnya di Indonesia.

"Saya juga terima cerita dari orang-orang sekitar saya tentang pelecehan yang mereka alami," ujar Reny saat diwawancarai Kompas.com, Minggu (21/5/2023).

"Tempat pengaduan para korban pelecehan itu masih minim, apalagi di Indonesia ada budaya nyalahin korban. Sudah jadi korban, kena serangan warganet pula," lanjut dia.

Baca juga: Heru Budi Resmi Buka Rangkaian HUT Ke-496 Jakarta di Monas

STRESSING bertujuan untuk meminimalisasi kasus pelecehan seksual di Indonesia dan membantu korban untuk melapor.

Berbasis internet of things (IOT), salah satu fitur utama aplikasi ini adalah tombol panik atau panic button yang dapat ditekan apabila penggunanya mengalami pelecehan seksual.

"Bekerja dengan metode sensor suara, pengguna dapat langsung menekan tombol panik ketika membutuhkan bantuan," kata Reny.

"Nantinya secara otomatis aplikasi akan mengeluarkan bunyi untuk menakuti si pelaku pelecehan dan bakal mengirimkan sinyal bahaya ke pihak yang terhubung juga," sambung Berliana.

Calvin menambahkan, semua data pengguna akan tersimpan secara otomatis di dalam cloud.

"Data itu dapat digunakan sebagai bukti dalam proses pelaporan korban ke pihak yang berwenang," tutur Calvin.

Rencananya, Reny dkk akan bekerja sama dengan beberapa pihak berwenang, yakni Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Komnas Perempuan, aparat penegak hukum atau kepolisian, dan non-governmental organization (NGO) yang bergerak di bidang perlindungan dan penanganan kasus kekerasan seksual.

Baca juga: Wakil Wali Kota Tangsel Berikan Sepeda dan Beasiswa pada Pelajar asal Ciputat

Selain panic button, terdapat tiga fitur lain dalam rancangan STRESSING yang dapat dimanfaatkan pengguna, yaitu fitur untuk melapor, fitur berita, serta fitur pendampingan dan konsultasi.

"Fitur berita untuk berbagi informasi para pengguna aplikasi tentang kasus yang sedang atau pernah dialami," papar Reny.

"Fitur pendampingan dan konsultasi untuk menghubungkan pengguna dengan aparat berwajib dan juga merekomendasikan konseling," lanjut dia.

Atas inovasi itu, ketiga mahasiswa itu berhasil meraih peringkat favorit 1 dalam Pekan Inovasi Universitas Mercu Buana 2023, Selasa (16/5/2023).

Berliana berharap, STRESSING dapat direalisasikan menjadi sebuah aplikasi.

"Supaya dapat mengurangi pelecehan seksual dari berbagai umur dan gender, serta tidak ada lagi korban yang bungkam karena alasan takut dicemooh masyarakat lain," tutur Berliana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com