Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terancamnya Keselamatan Ketua RT di Pluit Usai Laporkan Ruko yang Melanggar, Mengaku Butuh Perlindungan

Kompas.com - 25/05/2023, 15:53 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Riang Prasetya, Ketua RT 011/RW 03 di Pluit, Jakarta Utara, kini menjadi bulan-bulanan warga karena melaporkan ruko yang melanggar aturan kepada pihak berwenang.

Pada Rabu (24/5/2023) kemarin, sebagian bangunan dari deretan ruko di Jalan Niaga, Pluit, dibongkar petugas karena mencaplok bahu jalan dan saluran air.

Penertiban dilakukan setelah Pemkot Jakarta Utara memberikan waktu empat hari kepada pemilik ruko untuk membongkar mandiri bangunan yang mencaplok bahu jalan dan menutup saluran air.

Akibat pembongkaran tersebut, puluhan orang yang bekerja di ruko-ruko itu menggeruduk kantor sang Ketua RT.

Mereka melakukan protes di sana, berteriak sambil menabuh ember plastik dan meminta Riang untuk keluar dari kantornya. Para massa aksi juga melontarkan kata-kata kasar yang ditujukan kepada Riang.

Baca juga: Ruko Pluit dan Momentum Pengembalian Fungsi Tata Ruang Ibu Kota

Seorang peserta aksi, Romawi (43) mengaku akan kehilangan pekerjaan jika penertiban bangunan ruko dilakukan.

"Harusnya pemerintah senang karena kami tidak harus ke luar negeri untuk cari uang. Di sini kami ada kerjaan walau gaji tak seberapa. (Kalau dibongkar) kami kasih makan (keluarga) pakai apa?" ucap Romawi saat penggerudukan itu.

 

Selain itu, mereka juga memasang beberapa spanduk yang memuat nama serta foto Riang di depan bangunan ruko yang ditertibkan.

"Dicari! Ketua RT Riang Prasetya alias Paul. Menghilang karena tidak mau bermusyawarah dengan warga dan UMKM RT 011/RW 03," bunyi salah satu spanduk itu.

"Kami pemilik UMKM dan karyawan-karyawan sudah berdagang di sini sejak 2003, sebelum Riang Prasetya menjabat. Jangan bersembunyi, keluarlah, berdialog dengan warga UMKM dan karyawan," bunyi spanduk yang lain.

Baca juga: Pegawai Ruko di Pluit Geruduk Kantornya, Ketua RT: Pahami Dulu Masalahnya!

Ketua RT 11/RW 03 di Pluit, Riang Prasetya, saat ditemui di kawasan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara pada Senin (15/5/2023).KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI Ketua RT 11/RW 03 di Pluit, Riang Prasetya, saat ditemui di kawasan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara pada Senin (15/5/2023).

Dihubungi pada Kamis (25/5/2023), Riang mengaku butuh perlindungan dari pihak kepolisian karena merasa keselamatannya terancam.

“Kalau ditanya ke saya? Pasti sangat membutuhkan saya (perlindungan polisi),” tuturnya.

Adapun Riang selaku ketua RT di sana sudah memprotes ruko yang mencaplok fasilitas umum sejak 2019. Namun, laporan itu baru akhir-akhir ini ditindaklanjuti oleh pihak berwenang usai menjadi atensi media.

Menurut Riang, para peserta aksi tidak memahami duduk perkara yang ada. Bangunan yang ditertibkan hanya bangunan yang berdiri di atas saluran air atau bahu jalan, bukan keseluruhan ruko.

"Jangan teriak-teriak. Enggak jelas itu tuntutannya apa. Yang pasti, yang ditertibkan ini kan bukan tempat usaha, bukan gedungnya, tapi kan yang ditertibkan ini adalah bahu jalan dan saluran air, yang mana itu adalah prasarana umum," tegas Riang.

Riang menyampaikan, bangunan ruko akan tetap berdiri dan usaha para pemilik atau penyewa ruko akan terus berjalan.

"Yang dibongkar adalah (beton) bahu jalan dan saluran airnya. Jangan mereka teriak bangunan. Bangunan mana yang dibongkar? Makanya kalau mau demo itu harus memahami dan mengerti. Jadilah manusia yang terdidik sehingga tahu apa yang mau disampaikan," pungkas Riang.

(Penulis : Baharudin Al Farisi/ Editor : Ihsanuddin, Irfan Maullana, Jessi Carina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com