Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Luncurkan Alat Pemantau Kualitas Udara, ICEL: Masyarakat Harus Dilibatkan sebagai Pengawas Publik

Kompas.com - 06/06/2023, 09:00 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta baru saja meluncurkan tiga alat pemantau kualitas udara untuk mengukur dan menjawab permasalahan polusi udara Ibu Kota.

Pengadaan alat tersebut merupakan hasil dari kemitraan strategis antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dengan World Resources Institute (WRI) Indonesia di bawah program Clean Air Catalyst (CAC).

Program itu itu merupakan kemitraan global yang didukung oleh US Agency for International Development (USAID) dan konsorsium yang terdiri dari WRI Indonesia dan Vital Strategies di Jakarta.

Kendati demikian, penggunaan alat pengukur kualitas udara dinilai bukanlah solusi akhir. Kemitraan WRI dengan Pemprov DKI Jakarta diharapkan mendukung penyusunan kebijakan udara bersih yang tepat sasaran.

Baca juga: Jangan Sekadar Uji Emisi Seremonial jika Ingin Serius Perbaiki Kualitas Udara Jakarta

Langkah awal

Direktur Eksekutif Indonesian Center for Environmental Law (ICEL) Raynaldo Sembiring berujar, pemasangan alat pemantau kualitas udara di Ibu Kota itu sah-sah saja dilakukan.

Namun, kata dia, Pemprov DKI dan masyarakat Ibu Kota harus memahami bahwa pemasangan alat itu hanya sebagai langkah awal saja.

Raynlod berujar, sejatinya alat pemantau kualitas udara itu tujuannya adalah untuk mengukur dan mendapatkan data kualitas udara ambien yang cukup.

"Dalam hal ini penting agar informasi emisi dapat dikategorikan sebagai informasi publik. Sehingga masyarakat bisa terlibat aktif dalam pengawasan publik," ucap Raynold, kepada Kompas.com, Senin (5/6/2023).

Baca juga: Ratusan Kendaraan Ikut Uji Emisi Gratis di Ragunan, Pengendara: Enggak Mau Menyumbang Banyak Polusi

Lebih akurat

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto berujar, alat itu bisa memberikan data yang lebih akurat terkait sumber polusi udara lokal.

Asep mengeklaim, alat itu juga dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas udara, mengatasi perubahan iklim, dan melindungi kesehatan penduduk kota.

Peralatan baru ini akan mengukur tingkat particulate matter (PM), yaitu partikel kecil yang dapat terhirup dan menyebabkan masalah kesehatan yang serius, misalnya serangan jantung, stroke, dan asma.

Peralatan ini juga akan mengukur tingkat black carbon (karbon hitam), yaitu polutan iklim berumur pendek yang menghangatkan planet ini dan membahayakan kesehatan manusia serta karbon monoksida dan jenis polutan berbahaya lainnya.

Baca juga: Data IQAir: Kualitas Udara di Jakarta Pagi Ini Terburuk di Dunia

"Selain itu, instrumen meteorologi terkini juga akan digunakan untuk mengukur kondisi cuaca dan angin yang memiliki dampak signifikan terhadap kualitas udara kota," kata Asep, dilansir dari Antara, Minggu (4/6/2023).

Data dari peralatan ini akan tersedia untuk publik setelah divalidasi melalui situs web Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, kanal Jakarta Kini (JAKI) dan platform publik lainnya yang relevan.

Kualitas udara Jakarta

Lanskap Kota Jakarta yang diselimuti kabut asap polusi, Kamis (24/5/2023). Menurut data situs penyedia peta polusi IQAir, indeks kualitas udara saat itu mencapai 155 atau masuk dalam kategori tidak sehat.KOMPAS.ID/TOTOK WIJAYANTO (TOK) Lanskap Kota Jakarta yang diselimuti kabut asap polusi, Kamis (24/5/2023). Menurut data situs penyedia peta polusi IQAir, indeks kualitas udara saat itu mencapai 155 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustasi Dijauhi Teman...

Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustasi Dijauhi Teman...

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, 'Bekingan' Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, "Bekingan" Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Megapolitan
Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com