Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Rano, Nelayan Muara Angke, Berdamai dengan Banjir Rob...

Kompas.com - 22/06/2023, 15:33 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang nelayan di Muara Angke bernama Rano (32) memutuskan merantau dari Indramayu ke Jakarta saat usianya masih 19 tahun.

Keputusan tersebut ia ambil setelah mendapatkan saran dari pamannya dengan tujuan utama adalah Muara Angke.

Beberapa hari usai menerima saran tersebut, dia bertolak menggunakan moda transportasi bus antarprovinsi.

Baca juga: Naik KRL Sambung TransJakarta ke Pelabuhan Muara Angke, Rp 6.500 Saja

"Waktu itu saya langsung ke Muara Angke, memang tujuannya Muara Angke. Cuma waktu itu saya masih ikut nelayan tradisional," ungkap Rano saat ditemui Kompas.com di RT 06/RW 22, Kampung Muara Angke, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara pada Kamis (22/6/2023).

Meski hanya ikut dengan nelayan, Rano mencoba untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Usaha budi daya kerang hijau pun dilakoni hingga sekarang.

"Usaha pertama ya langsung kerang hijau, sampai sekarang masih dijalani," ucap Rano.

Meski begitu, terkadang Rano bukan hanya menangkap kerang hijau. Ada juga ikan, udang, dan lain-lain. Katanya, tergantung mana yang menguntungkan.

Khusus untuk kerang hijau, Rano membutuhkan jeriken yang sudah diikat dengan tambang. Wadah tanpa volume tersebut nantinya bakal ditaruh perairan Muara Kamal.

Baca juga: Kehabisan Bus dari Pelabuhan Muara Angke, Naik Becak Motor Saja

"Itu buat ngambangin tambang yang nantinya dihinggapi kerang. Di laut kan kerang nempelnya di tali. Nah ini jeriken buat ngambanginnya jeriken, biar enggak tenggelam," imbuh Rano.

Satu tahun setelah beradaptasi, Rano menemukan pendamping hidup di Muara Angke. Setelah 11 tahun membangun rumah tangga, mereka dikaruniai dua orang anak.

"Enggak, 19 kan saya masih bujang. Saya dapat istri di sini, umur 20-an. Istri juga merantau. Dia juga tadinya kerja juga, sama," ujar Rano.

Waktu pertama kali menginjakkan kaki di Muara Angke, Rano tidak tahu daerah tersebut merupakan langganan banjir rob.

Namun, seiring berjalannya waktu, Rano mencoba terbiasa dan berdamai dengan banjir rob. Ibaratnya, banjir rob sudah seperti makanan sehari-hari.

Baca juga: Tak Ada Persiapan Hadapi Banjir Rob, Warga Muara Angke: Sudah Biasa, Enggak Kaget

"Sudah, dari dulu, sudah enggak heran, langganan (banjir rob) Kalau kata orang Muara Angke tempatnya banjir, ya enggak apa-apa, banjirnya sebentar ini, setengah hari surut," kata Rano.

Rano menyadari, dia tidak bisa mengatasi banjir rob karena itu merupakan musibah alam. Namun, dia dan warga sekitar bisa mengantisipasi agar rumah tidak tenggelam.

"Ya mau enggak mau ditinggikan. Taruh barang-barang yang aman. Ditinggikan semua. Mereka ukur airnya. Kalau airnya masuk ke dalam, kita tinggikan," kata Rano.

Dengan begitu, Rano memastikan bahwa dia dan warga sekitar sudah berdamai dengan banjir rob ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com