Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluh Kesah Syamsul dan Teti Jualan di Blok G Tanah Abang: Enggak Ada yang Beli!

Kompas.com - 07/07/2023, 13:23 WIB
Xena Olivia,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan suami istri Syamsul dan Teti (65) duduk berdampingan dengan air muka pasrah di depan toko baju mereka di Pasar Tanah Abang Blok G, Jakarta Pusat.

Toko mereka menjadi semacam penerang di lorong pasar yang didominasi kios-kios tutup itu. Sebab, penerangan bangunan yang terdiri dari tiga lantai itu minim.

Saat dihampiri Kompas.com pada Kamis (6/7/2023), keduanya mengeluhkan sepinya pengunjung yang datang ke Blok G. Apalagi, sejak pandemi Covid-19 melanda.

“Itu yang bikin kami hancur. Enggak ada yang buka lagi (di sekitar situ) selain kami,” ujar Teti.

Suami istri itu kompak saat ditanya jumlah pembeli dalam sehari, atau juga dua atau tiga hari terakhir.

“Iya, enggak ada!” seru mereka bersamaan.

Baca juga: Pasar Tanah Abang Blok G Tidak Terurus, Kini Diduga Jadi Sarang Pesta Miras dan Sabu

Teti mengatakan, sebelum pandemi dia setidaknya pasti mendapatkan satu pelanggan setiap harinya. Ditambah dengan penglaris yang selalu datang kembali ke lapaknya.

Namun, kini langgannya sudah juga jauh berkurang dan bahkan tidak ada. Bahkan, saat menjelang lebaran sekalipun.

“Kami bulan puasa saja enggak dapat duit, Rp 10 juta saja enggak sampai,” kata Syamsul.

Padahal, saat Blok G baru dibuka pada 2013 lalu, jualan mereka cukup laris hingga bisa membiayai pendidikan anak di salah satu universitas swasta.

“Alhamdulillah waktu itu ramai, bisa kuliahkan anak. Kalau sekarang ya, kami dapat dari anak. Ada kontrakan tiga pintu juga,” lanjut dia.

Baca juga: Riwayat Blok G Pasar Tanah Abang, Awalnya untuk Rangkul PKL, Kini Diduga Jadi Sarang Preman

Lantaran toko mereka milik sendiri, pasangan suami-istri itu merasa sayang untuk meninggalkannya.

Mereka juga merasa menjaga toko sudah menjadi bagian dari kegiatan mereka sehari-hari.

“Buka jam 09.00, tutup jam 14.00 WIB. Sudah tua, kami mau ngapain lagi di rumah? Anak kan sudah besar,” timpal Syamsul.

Keduanya berharap, kondisi Pasar Tanah Abang Blok G bisa segera dibenahi sesegera mungkin. Khususnya juga agar pemerintah dapat lebih memperhatikan kondisi pedagang.

“Katanya sih kemarin bilangnya, orang koperasi sudah mengadu ke DPRD. Sudah ditanggapi juga, sudah dipanggil. Disuruh perhatikan pasar ini, bikin penampungan,” tutup Teti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com