Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Warga soal Usul Transportasi Air Tanah Abang-Sudirman: Menarik, asalkan Sungai Bebas Sampah

Kompas.com - 10/07/2023, 14:04 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komunitas Khatulistiwa Response Team membuat program "Edukasi Sungai" dengan cara menyusuri aliran Kali Ciliwung, Jakarta Pusat, Minggu (9/7/2023).

Ketua Komunitas Khatulistiwa Response Team Agus Setiawan berharap, program ini tidak sekadar susur kali yang dibalut edukasi belaka.

Program ini diharapkan menjadi pemantik terciptanya transportasi air di aliran Kali Ciliwung yang menghubungkan kawasan Stasiun Tanah Abang ke Stasiun Sudirman.

Baca juga: Kegiatan Susur Kali Ciliwung Diharapkan Bisa Berkembang Jadi Rute Transportasi Air Tanah Abang-Karet

"Harapan saya, sungai ini, Kali Ciliwung, bisa dijadikan destinasi wisata atau transportasi air oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah," ujar Agus kepada wartawan di lokasi.

"Bayangin ada transportasi air dari Stasiun Tanah Abang ke Stasiun Karet, lalu lanjut ke Stasiun Sudirman. Itu bisa mengurangi kemacetan dan kepadatan kan, terus bisa menjadi income bagi masyarakat juga," lanjut dia.

Ide yang dicanangkan Agus soal transportasi air di Kali Ciliwung lantas mendapat berbagai respons dari masyarakat.

Salah satunya adalah Bayu (29). Pengguna setia KRL itu menilai ide tersebut tidaklah buruk.

Menurut dia, transportasi air yang menghubungkan tiga stasiun itu layak dicoba, asal Kali Ciliwung bersih dari sampah.

Baca juga: Antusiasnya Warga Jakarta Susuri Kali Ciliwung Sambil Memungut Sampah

Sebab, kalau masih ada sampah, akan keluar bau yang kurang sedap dan mengganggu jalannya perahu yang dinaiki.

"Mau di mana pun keberadaan transportasi air, yang penting airnya bersih dan enggak bau. Selain itu, jangan banyak sampah, bisa merusak baling-baling perahunya," tutur dia kepada Kompas.com, Senin (10/7/2023).

Transportasi air yang selaras dengan rute KRL juga dapat menjadi opsi jika penumpang di stasiun membludak.

Apalagi kalau harganya miring, mungkin akan dilirik oleh banyak orang.

"Kalau kepepet dan harganya terjangkau mungkin bisa menarik atensi. Toh naik KRL kadang bau ketek juga di gerbongnya, enggak jauh beda sama bau di kali," beber dia.

Semetara itu, Nisa (26) menyambut baik adanya ide pembuatan transportasi air di Kali Ciliwung.

Baca juga: Keseruan Yuli Ajak 2 Anak Menyusuri Kali Ciliwung Sambil Membersihkan Sampah

Menurut dia, kepadatan di Stasiun Tanah Abang mungkin bisa terurai karena banyak pekerja yang tujuan akhirnya adalah Stasiun Sudirman.

"Boleh jadi opsi mungkin ya. Asal safety banget perahunya dan tidak mengotori pakaian serta barang bawaan. Kalau gitu, pengen banget deh nyoba," ungkap Nisa.

Di lain sisi, Wira (35), mengaku transportasi air di Kali Ciliwung lebih cocok untuk dijadikan destinasi wisata.

Apalagi karakteristik Kali Ciliwung yang tidak terlalu besar dan arusnya yang bisa diatur karena ada bendungan.

"Mungkin kalau dijadikan wisata air untuk menjelajah sungai akan sangat menarik. Mau banget nyoba. Yang penting enggak ada sampah dan air kalinya enggak keruh banget," imbuh Wira.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com