Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegiatan Susur Kali Ciliwung Diharapkan Bisa Berkembang Jadi Rute Transportasi Air Tanah Abang-Karet

Kompas.com - 09/07/2023, 15:58 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komunitas Khatulistiwa Response Team membuka program "Edukasi Sungai" dengan cara menyusuri Kali Ciliwung, Jakarta Pusat, Minggu (9/7/2023).

Susur kali yang menyasar masyarakat umum itu disebut menjadi yang pertama dilakukan saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD).

Ketua Komunitas Khatulistiwa Response Team Agus Setiawan mengatakan, program ini diharapkan tidak hanya sekadar susur kali belaka. Tapi, juga turut menjadi pemantik terciptanya transportasi air di aliran Kali Ciliwung yang menghubungkan kawasan Tanah Abang dan Karet Sudirman.

"Harapan saya, sungai ini, Kali Ciliwung, bisa dijadikan destinasi wisata atau transportasi air oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah," ujar Agus kepada wartawan di lokasi.

Baca juga: Keseruan Yuli Ajak 2 Anak Menyusuri Kali Ciliwung Sambil Membersihkan Sampah

Menurut dia, dengan adanya transportasi jalur air bisa mengurangi kepadatan masyarakat yang ingin bekerja dari pusat kota.

Selain itu, transportasi air bisa menyerap tenaga kerja baru dan memberdayakan masyarakat sekitar.

"Bayangin ada transportasi air dari Stasiun Tanah Abang ke Stasiun Karet. Itu bisa mengurangi kemacetan dan kepadatan kan, terus bisa menjadi income bagi masyarakat juga," beber dia.

Sebagai informasi, aktivitas susur sungai diadakan oleh komunitas bernama Khatulistiwa Response Team.

Aktivitas ini dilakukan untuk mengedukasi masyarakat soal kebersihan sungai di DKI Jakarta.

"Ini mungkin baru pertama kalinya ada komunitas yang mengajak masyarakat secara acak untuk mengedukasi sekaligus membersihkan sampah di bantaran Kali Ciliwung, khususnya aliran yang ada di sebelah Stasiun BNI City," ungkap Agus.

Baca juga: Asyiknya Menyusuri Kali Ciliwung Sambil Mengais Sampah

Total ada dua perahu karet yang diterjunkan dan ada 30 personil yang terdiri dari beberapa komunitas.

Menyoal rute susur kali, masyarakat diajak untuk membersihkan sampah sejauh satu kilometer.

Agus juga menggaransi setiap orang yang menaiki perahu karet keamanannya sudah sesuai standar. Sebab, setiap orang diberikan jaket pelampung dan pelindung kepala.

"Kapasitas perahu karet bisa memuat 6-8 orang. Kalau aliran kali deras, akan kami kurangi demi keselamatan," tutur dia.

"Kami juga berencana melakukan ini setiap pekan supaya masyarakat semakin teredukasi," tutup Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com