Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Wisata Air Lebih Ideal Dikembangkan di Kali Jakarta Ketimbang Transportasi Air

Kompas.com - 10/07/2023, 23:08 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga menilai, transportasi wisata lebih cocok diterapkan di sungai atau kali wilayah DKI Jakarta ketimbang transportasi air.

"Transportasi wisata lebih ideal untuk dikembangkan di sungai atau kali di Jakarta, misalnya Kali Ciliwung, Kali Pesanggrahan, serta Kanal Banjir Barat dan Timur," ujar dia saat dihubungi, Senin (10/7/2023).

Ia menuturkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bisa mencontoh beberapa kota besar atau negara di dunia soal penerapan transportasi wisata di atas sungai.

Baca juga: Kegiatan Susur Kali Ciliwung Diharapkan Bisa Berkembang Jadi Rute Transportasi Air Tanah Abang-Karet

Bila penerapannya berhasil, maka transportasi wisata pada akhirnya bisa beralih menjadi transportasi massal, yakni transportasi air.

"Pemprov bisa mencontoh transportasi wisata air seperti yang dikembangkan di Melbourne, Singapura, dan Amsterdam," tutur Nirwono.

"Kalau jadi alat transportasi publik dengan kondisi sungai seperti sekarang, akan terkesan memaksa, lebih baik dijadikan transportasi wisata air dulu yang tidak dikejar target penumpang. Kalau sukses, bisa dikembangkan," lanjut dia.

Baca juga: Kata Warga soal Usul Transportasi Air Tanah Abang-Sudirman: Menarik, asalkan Sungai Bebas Sampah

Kendati demikian, Nirwono mengungkapkan, transportasi air sebelumnya sudah pernah diuji coba lebih dari satu dekade lalu.

Waktu itu, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso (1997-2007) mengadakan uji coba untuk membuka kemungkinan adanya transportasi air di atas Kali Ciliwung, tetapi tidak berhasil.

Berdasarkan hasil uji coba, ada dua faktor yang membuat transportasi air kurang cocok diterapkan di Ibu Kota. Salah satunya adalah debit air yang kurang stabil.

"Kendala utamanya itu debit air yang tidak stabil saat musim kemarau. Jadi alirannya dangkal," ungkap dia.

Selain itu, kendala lainnya adalah banyaknya sampah yang ada di aliran kali.

"Sampah yang menyangkut ke baling-baling mesin juga menjadi kendala, sehingga Dishub DKI waktu itu menghentikan operasional transportasi air yang saat itu diuji coba dari Dukuh Atas ke Manggarai pulang pergi," jelas Nirwono.

Baca juga: Pengamat Sebut Usul Pengadaan Transportasi Air Rute Tanah Abang-Sudirman Pernah Diajukan, tapi Tak Berhasil

Diberitakan sebelumnya, Komunitas Khatulistiwa Response Team membuat program "Edukasi Sungai" dengan cara menyusuri aliran Kali Ciliwung, Jakarta Pusat, Minggu (9/7/2023).

Ketua Komunitas Khatulistiwa Response Team Agus Setiawan berharap, program ini tidak sekadar susur kali yang dibalut edukasi belaka, melainkan turut menjadi pemantik terciptanya transportasi air di aliran Kali Ciliwung yang menghubungkan Stasiun Tanah Abang ke Stasiun Sudirman.

"Harapan saya, sungai ini, Kali Ciliwung, bisa dijadikan destinasi wisata atau transportasi air oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah," ujar Agus kepada wartawan di lokasi.

"Bayangin ada transportasi air dari Stasiun Tanah Abang ke Stasiun Karet, lalu lanjut ke Stasiun Sudirman. Itu bisa mengurangi kemacetan dan kepadatan kan, terus bisa menjadi income bagi masyarakat juga," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com