BEKASI, KOMPAS.com - Ngadenin (63), lansia yang akses rumahnya terkurung tembok hotel di Jatiwaringin, Kota Bekasi, belum melihat adanya itikad baik dari pihak hotel untuk menyelesaikan masalah.
Seminggu usai mediasi, Ngadenin yang diwakilkan oleh kuasa hukumnya Zaenal Abidin, mengaku belum berkomunikasi dengan pihak hotel.
"Sama sekali belum ada, makanya kami pun sudah mempersiapkan untuk mengambil langkah-langkah hukum yang diperlukan," kata Zaenal saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/7/2023).
Baca juga: Kisruh Akses Rumah Ditutup Tembok Hotel, Ngadenin Merasa Tanahnya Sengaja Dibuat Tak Bernilai
Zaenal mengatakan, ia memberikan waktu selama 12 hari untuk pihak hotel, terhitung sejak mediasi yang digelar pihak kecamatan pada Rabu (10/7/2023).
Namun, pihak hotel belum juga memberikan kejelasan maupun sekedar komunikasi dengan kliennya.
Oleh karena itu, Zaenal melayangkan somasi yang ditujukan ke pihak hotel dengan harapan polemik penutupan akses rumah kliennya dapat diselesaikan.
"Kami akan melayangkan solusi ke pihak terkait dan somasi ini saya tembuskan ke PLT Walikota Bekasi, Kepala Dinas Tata Ruang, Kecamatan dan Kelurahan, hal itu sudah saya lakukan kemarin (Senin)," jelas Zaenal.
Baca juga: Ngadenin Akui Patok Harga Lahan Rp 15 Juta per Meter ke Pihak Hotel, Ini Alasannya
Sebagai informasi, Mediasi yang difasilitasi oleh pemerintah, dalam hal ini pihak Kecamatan Pondok Gede, telah dilakukan pada 12 Juli 2023.
Namun, mediasi tersebut belum menghasilkan keputusan terbaik. Masih ada silang pendapat terkait harga jual beli lahan dari kedua belah pihak.
Selain itu, ada pernyataan berbeda dari pihak hotel dan Ngadenin soal akar permasalahan yang berujung pada penutupan akses rumah tersebut.
Terhitung, sudah tiga tahun Ngadenin (63) dan istrinya Nur (55) kehilangan kenyamanan tinggal di rumah setelah akses jalan menuju rumahnya "dikurung" tembok hotel.
Akses satu-satunya bagi Ngadenin dan Nur untuk pulang ke rumah hanya melalui saluran air atau got penuh lumpur dan limbah tajam yang berisiko melukai kaki.
"Kurang lebih sudah 3 tahun. Sudah kelelahan kalau mau pulang. Got ini kalau menurut saya kan rawan, ada paku, dan beling, kawat nonjol begitu. Akhirnya saya memutuskan untuk tidur (tinggal) di warung," kata Ngadenin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.