Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Bisa Ramal Kiamat, Pemuka Agama di Jaksel Lapor Polisi: Nama Baik Saya Tercoreng

Kompas.com - 30/08/2023, 06:09 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pemuka agama bernama Jung Il Kuk (62) dituduh menyebarkan ajaran sesat lantaran bisa memprediksi hari kiamat.

Jung mengatakan, tudingan itu diunggah dalam sebuah blog yang ditulis beberapa tahun lalu.

"Tulisannya sudah di-upload sejak 2012, tapi saya baru tahu awal tahun ini. Saya tahu setelah salah satu jemaat memberikan link tulisan itu kepada saya," ujar dia di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Selasa (29/8/2023).

Baca juga: Bocah 12 Tahun Tewas Tenggelam di Waduk Brigif Jagakarsa

Walau hanya sebatas tulisan di sebuah blog, Jung mengaku informasi bohong yang disebarkan memberikan dampak negatif.

Ia akhirnya mengetahui penyebab utama mengapa jemaatnya tak pernah bertambah dari tahun ke tahun.

"Keresahan saya selama beberapa tahun ini akhirnya terungkap. Ternyata jemaat saya tak kunjung bertambah karena adanya tuduhan tak berdasar ini," tutur pria yang lahir di Seoul, Korea Selatan.

Jung sudah berada di Indonesia dan telah menjadi warga negara indonesia (WNI) sejak awal medio 2000-an.

Ia pun merasa, sejak 2012 itu, penurunan jemaahnya cukup signifikan.

"Saya hidup dari undangan-undangan untuk ceramah. Kalau tidak ada jemaat yang percaya lagi karena menilai saya sesat, bagaimana bisa saya melanjutkan hidup," ungkap dia.

Baca juga: Sejumlah Lapak di Pancoran Mas Depok Terbakar

Selain itu, Jung menyebut dirinya tak hanya dituduh bisa meramal hari kiamat.

Ia difitnah pernah mengajarkan ajaran sesat perihal kedatangan Yesus Kristus ke bumi untuk kedua kalinya.

Padahal, ia tak pernah berkhotbah soal isu itu selama beberapa dekade menjadi pemuka agama.

"Saya kenal penulisnya. Dia bilang sumber tulisan itu berasal dari siaran radio, kemudian dia menyadur dari siaran itu. Saya sendiri sama sekali tak pernah diundang sebagai pemuka agama di stasiun radio mana pun. Jadi ini berita bohong," ucap Jung.

"Ini fitnah dan pencemaran nama baik terhadap saya yang jelas. Nama baik saya tercoreng," lanjut dia.

Baca juga: Fakta Baru 3 Oknum TNI Aniaya Warga hingga Tewas, Kakak Ipar Satu Pelaku Ikut Terlibat

Kasus dugaan pencemaran nama baik yang diderita Jung telah dilaporkan ke polisi sejak 15 Februari 2023.

Ia melaporkan kasus ini ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya dan teregistrasi dengan nomor LP/B/848/SPKT/Polda Metro Jaya.

Namun, kasus ini kemudian dilimpahkan ke Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Jakarta Selatan sebulan kemudian.

Dalam laporannya, Jung melaporkan pria berinisial YP yang berprofesi sebagai pemuka agama sekaligus penulis artikel dalam blog tersebut.

Kompas.com telah berupaya menanyakan perkembangan kasus ini kepada aparat kepolisian, namun belum direspons.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com