JAKARTA, KOMPAS.com - Tak banyak tempat duduk yang tersedia di Peron 1 dan Peron 2 Stasiun LRT TMII, Jakarta Timur.
Pengamatan di lokasi, Minggu (3/9/2023), di Peron 2 hanya tersedia sekitar lima tempat duduk.
Masing-masing tempat duduk hanya bisa digunakan oleh sekitar lima sampai delapan orang dalam satu waktu.
Seorang penumpang bernama Dwi (41) menyayangkan hal tersebut, mengingat saat ini peminat LRT cukup banyak.
Baca juga: Yuni Salah Kira, Ternyata LRT Ramai di Hari Minggu...
"Tergolong kurang jumlah segitu, memang harus ada penambahan fasilitas tempat duduk," tutur dia dalam rangkaian gerbong kereta LRT dari Stasiun LRT TMII menuju Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta, Minggu.
Sebab, saat berada di stasiun itu, ia sempat melihat beberapa orang duduk lesehan di lantai peron.
Hal tersebut seakan menjadi wajar terjadi di titik yang kurang tempat duduk. Namun, bukan berarti ini perlu dibiarkan.
Menurut Dwi, penambahan tempat duduk dapat membuat masyarakat menjadi lebih nyaman untuk naik transportasi umum terbaru itu.
Baca juga: Naik LRT di Akhir Pekan, Penumpang Tetap Nyaman meski Berdesakan
"Supaya kalau ada waktu tunggu kereta yang lama, penumpang bisa duduk nyaman. Supaya enggak ada orang yang duduk ngemper di peron juga," jelas Dwi.
Yuni (39) juga mengutarakan hal yang serupa. Menurut dia, kurangnya tempat duduk dapat memengaruhi minat masyarakat beralih ke LRT.
Padahal, LRT dapat membantu mengurangi kemacetan karena orang-orang akan menggunakannya daripada kendaraan umum.
"Kalau tempat duduknya minim, kayaknya memang perlu ditambah. Banyak peminat LRT setahu saya," terang dia.
Baca juga: Ini Hal-hal yang Tak Boleh Dilakukan di Dalam LRT Jabodebek
Selain mencegah orang-orang duduk lesehan di lantai peron dan mengganggu penumpang lain berlalu-lalang, juga untuk memberi kenyamanan tambahan.
Selain fasilitas tempat duduk yang perlu diperbaiki, Yuni juga berharap agar rem kereta diperhalus.
Sebab, ada "hentakan" yang membuatnya cukup terganggu. Terlebih ia terpaksa berdiri karena tidak dapat bangku sejak naik dari Cibubur.
"Remnya pakem banget, mungkin karena masih baru. Bagus masih pakem, tapi mungkin untuk ke depannya bisa diperbaiki agar lebih halus," pungkas Yuni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.