Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Tetangga dan Satpam Tutup Mulut, Keseharian Ibu-Anak yang Tinggal Tulang di Depok Masih Teka-teki...

Kompas.com - 11/09/2023, 15:46 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Teka-teki di balik kematian ibu-anak yang jasadnya ditemukan hanya tersisa tulang saja di sebuah rumah di Kompleks Perumahan Bukit Cinere Indah, Depok Jawa Barat belum juga terungkap.

Kompas.com kembali mengunjungi TKP yang beralamat di Jalan Puncak Pesanggrahan 8, Cinere pada Senin (11/9/2023) siang.

Situasi di sana sunyi, hening, dan nyaris tidak ada warga yang lewat di sepanjang jalan tersebut. Tembok antar rumah di sini pun begitu tinggi dan kokoh. Sesekali mobil wara-wiri.

Baca juga: Kebiasaan Ibu-Anak yang Ditemukan Tinggal Tulang di Depok: Selalu Pesan Air Galon Setiap Selasa Sebelum Pukul 08.00

Masih banyak hal yang belum terjawab, termasuk bagaimana sebenarnya keseharian ibu-anak ini semasa hidupnya. Serta apa yang membuat mereka menjauh hingga tak satu pun tetangga mengaku dekat dengan keduanya.

Saat mencoba bertanya dengan tetangga sebelah kanan dan kiri rumah tersebut, keduanya seakan sepakat untuk tutup mulut.

"Enggak tahu ya, saya baru di sini, maaf ya," kata penghuni rumah sisi kanan TKP seraya berlalu masuk ke mobilnya.

Sedangkan tetangga sisi kiri pun hanya menyahut Kompas.com melalui pagar.

Baca juga: Mengungkap Penyebab Kematian Ibu-Anak di Depok lewat Catatan Pribadi dan Cerita Saksi

"Nanti saja ya, maaf ya," ujar seorang wanita paruh baya enggan, dari balik pagar besi yang tertutup.

Padahal rumah wanita paruh baya ini adalah rumah mantan RT 01 RW 16, Perumahan Bukit Cinere Indah yang bertetangga langsung dengan rumah korban.

Selain warga, jawaban serupa juga terlontar dari dua orang petugas keamanan atau satpam perumahan di depan gerbang. Mereka enggan ditanya perihal keseharian dua orang yang juga penduduk perumahan ini.

Pun ketika ditanya di mana rumah ketua RT, kedua satpam menolak memberitahu karena mengaku mendapat perintah langsung dari Ketua RT 01 untuk tidak memberitahu alamat rumahnya.

Baca juga: Menggali Pola Hidup Ibu-Anak yang Tinggal Tulang di Depok demi Mengungkap Teka-teki Kematian Korban...

Padahal Kompas.com ingin menginformasi, bagaimana sebenarnya keseharian ibu-anak yang jasadnya tinggal tulang belulang ini, dan apa yang membuat mereka menjauh seperti informasi yang beredar.

Namun, tidak ada satu pun yang buka suara. Sedangkan kepolisian menduga korban yakni Grace (68) dan David (30) sudah meninggal selama satu bulan. Hingga kini, kepolisian pun belum mengetahui penyebab kematian Grace-David.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com