DEPOK, KOMPAS.com - Tetangga mengungkap ibu dan anak yang ditemukan tewas dalam kondisi tinggal tulang belulang di Cinere, Depok dulunya merupakan keluarga menengah ke atas.
Tetangga berinisial S (56) mengatakan dulu sekitar tahun 1997, saat peristiwa listrik Jawa-Bali padam, hanya keluarga tersebut lah yang memiliki genset di jalan perumahan itu.
"Orang kompleks sini, dulu cuma dia satu-satunya yang punya genset, pernah kejadian tahun berapa tuh 90-an mati lampu se Jawa-Bali tiga hari, dia udah ada genset jegejegejek. Kita mau ke rumah dia numpang segan. Genset kan mahal," kata dia saat ditemui di lokasi, Senin (11/9/2023).
Baca juga: Ibu-Anak yang Ditemukan Tinggal Tulang di Depok Terakhir Pesan Air Galon pada 25 Juli 2023
Selain itu, sebelum suaminya meninggal, keluarga tersebut juga memiliki dua mobil dengan sopir pribadi.
"Nah sebelum suaminya meninggal, dia sempat punya sopir, ya orang berduit sebenarnya. Setahu saya dulu (suaminya) kerja di asuransi yang dekat Rumah Sakit Fatmawati," lanjut dia.
Meski jarang berkomunikasi, namun S tetap tak menyangka keluarga ini harus berakhir mengenaskan seperti itu.
"Sedih ya harus seperti itu," ujar S menghela napasnya.
S mengaku, dulu ayahnya dan suami korban kerap bertegur sapa jika bertemu. Namun, sejak dulu pula korban bernama Grace Arijani Harahapan (68) memang dikenal sebagai pribadi yang tertutup.
Baca juga: Surat To You Whomever dalam Kasus Kematian Ibu-Anak di Depok, Ditujukan untuk Kita Semua...
"Dulu dia (suami Grace) sama Bapak saya sering ngobrol. Kalau ibuknya emang orangnya begitu, tertutup. Anaknya ya anak normal, di SMP Charitas dulu, karena siang pulang kan dia jalan lewat sini suka saya tegur," tutur S.
Namun, setelah sang suami meninggal, Grace dan anaknya pun kian tertutup.
"Setelah bapaknya meninggal enggak pernah ketemu sama orang rumah itu. Tertutup memang. Kalau bapaknya, padahal waktu reformasi 98 kemaren, anak-anak sini suka begadang kan, dia ya suka kasihin rokok," lanjut S lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.