Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senja Kala Maskot Jakarta: Saat Elang Bondol dan Salak Condet Kian Hilang Tergerus Zaman

Kompas.com - 22/09/2023, 15:47 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Elang Bondol dan Salak Condet adalah dua spesies endemik yang dinobatkan sebagai maskot Ibu Kota Jakarta lebih dari tiga dekade silam oleh Gubernur DKI saat itu, Ali Sadikin.

Kala itu, Elang Bondol dan Salak Condet terancam keberadaannya sehingga perlu langkah pelestarian dan perlindungan yang serius agar kedua spesies itu tetap ada.

Meski demikian, hingga saat ini, keberadaan Elang Bondol dan Salak Condet semakin tergerus zaman.

Baca juga: Nasib Salak Condet Kini, Maskot Jakarta yang Kian Langka Tergeser Zaman...

Salak Condet semakin susah ditemui

Budayawan Betawi, Yoyo Muchtar, mengaku bahwa Salak Condet semakin langka di pasaran dan kalah bersaing dengan spesies salak lain dari beberapa daerah di Pulau Jawa.

Pohon-pohon Salak Condet memang semakin susah ditemui saat ini. Padahal, pada tahun 1940-1950 dulu, tanaman Salak Condet tersebar luas di bantaran Sungai Ciliwung.

"Sepanjang kali itu dulunya tanaman Salak Condet (banyak) dan terpelihara karena manusianya belum banyak," ujar Yoyo saat dihubungi Kompas.com, Kamis (21/9/2023).

Namun, seiring bertambah banyaknya penduduk di Jakarta dan disertai dengan perubahan pola pikir masyarakat Betawi, maka lahan untuk bercocok tanam Salak Condet kian tergeser dinding-dinding beton.

Kini, Salak Condet dapat ditemukan di pusat budidaya Cagar Buah Condet di Kelurahan Balekambang, Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Di sana, lahan seluas 3,5 hektar dipenuhi oleh ratusan pohon Salak Condet.

Baca juga: Istimewanya Maskot DKI Salak Condet, Beda Pohon, Beda Rasa

Penampakan Salak Condet di Cagar Buah Condet, Balekambang, Jakarta Timur, Rabu (20/9/2023) Kompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Penampakan Salak Condet di Cagar Buah Condet, Balekambang, Jakarta Timur, Rabu (20/9/2023)

Elang Bondol yang hampir punah

Dalam surat keputusan Gubernur DKI Jakarta nomor 1796 tahun 1989 dikatakan bahwa Elang Bondol merupakan salah satu jenis burung yang hidup di DKI Jakarta.

Elang Bondol termasuk jenis satwa langka yang penyebarannya di DKI Jakarta terbatas di Kabupaten Kepulauan Seribu.

Elang bondol yang memiliki nama latin Haliastur indus ini masuk ke dalam spesies burung pemangsa yang memakan ikan, ular, serangga, dan katak.

Sebagaimana dilansir Brahminy Kite (2001), elang bondol yang berasal dari famili Acciptridae ini umumnya memiliki ukuran 40 - 50 cm.

Ia memiliki sayap yang lebar dengan ekor yang cenderung lebih pendek daripada elang biasa. Bagian kepala, leher dan dada berwarna putih, sedangkan bagian tubuh lainnya berwarna cokelat kemerah-merahan.

Berdasarkan catatan Universitas Nasional pada 2021, populasi Elang Bondol hanya tersisa sekitar 32 ekor di wilayah Kepulauan Seribu.

Sejumlah upaya konservasi dilakukan bersama-sama oleh Jakarta Animal Aid Network (JAAN), Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, Pertamina, dan Pemerintah di Pulau Kotok, Kepulauan Seribu.

Elang bondol di Pulau Kotok, Kepulauan Seribu Elang bondol di Pulau Kotok, Kepulauan Seribu

(Penulis: Wasti Samaria Simangunsong, Tari Oktaviani / Editor: Ihsanuddin, Nibras Nada Nailufar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com