Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Salak Condet Kini, Maskot Jakarta yang Kian Langka Tergeser Zaman...

Kompas.com - 22/09/2023, 10:23 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Salak condet, maskot DKI Jakarta ini kian sulit ditemukan peredarannya di pasaran. Nyaris tidak ada lagi, padahal rasa dari buah komoditas asli Jakarta itu tak kalah dari salak lokal lainnya.

Budayawan Betawi, Yoyo Muchtar juga mengakui hal ini. Bagaimana bisa menemukan buahnya, jika pohonnya saja sudah begitu langka?

"Bukan susah emang kagak ada lagi. Pohon salaknya saja sudah pada enggak ada, bagaimana buahnya," celetuk Yoyo saat dihubungi Kompas.com, Kamis (21/9/2023).

Padahal, kata dia, pada tahun 1940-1950, pohon-pohon salak condet tersebar begitu banyak di bantaran Sungai Ciliwung.

Baca juga: Salak Condet, Maskot DKI yang Makin Langka dan Tak Dikenal Sebagian Warga Jakarta

"Dulu tuh ada sebenarnya ketika zaman 1940-1950 an itu salak condet ada di sepanjang Kali Ciliwung, tapi kan dah habis tuh. Sepanjang kali itu dulunya tanaman salak condet dan terpelihara, karena manusianya belum banyak," ujar dia.

Namun, seiring dengan bertambah banyaknya penduduk disertai perubahan pola pikir masyarakat Betawi, maka lahan untuk cocok tanam salak condet pun kian tergeser dinding-dinding beton.

"Nah ketika perkembangan zaman itu, perubahan paradigma dan cara hidup, salak itu tergerus habis," kata Yoyo.

Ditambah lagi masa itu salak condet harus bersaing pula dengan komoditas salak lokal lain di pasaran. Akhirnya sebagian masyarakat Betawi merasa, perlu beralih ke sesuatu yang lebih menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Baca juga: Susah Gampang Merawat Salak Condet dan Menjaganya dari Tangan-tangan Jahil...

"Sekarang kan banyaknya salak dari Jawa Tengah. Kita juga enggak bisa salahkan juga karena masyarakat kita enggak bisa hidup dari buah itu saja," kata Yoyo.

Karena perkembangan zaman, anak-anak masyarakat Betawi pun tidak lagi ingin sebatas berkebun saja.

"Kan enggak kepingin jadi seorang tukang kebun saja, ikut perkembangan seperti anak-anak lain lah. Karena perubahan kehidupan kan sehingga mengakibatkan perubahan cara berpikir juga, daripada jual buah mendingan sekolah masuk kantor gitu," kata Yoyo.

"Atau sekarang mendingan bikin kontrakan daripada kebun salak ha-ha. Itulah perubahan, ada satu hal yang tidak bisa dipertahankan," tambah Yoyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com