Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Maksimal LRT Jabodebek Jadi Rp 20.000, Warga: Lebih Murah Naik Motor

Kompas.com - 22/09/2023, 15:57 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Tarif promo moda transportasi lintas raya terpadu (LRT) Jabodebek sebesar Rp 5.000 masih berlaku hingga akhir September 2023.

Setelah itu, mulai 1 Oktober 2023 hingga 29 Februari 2024 akan diberlakukan tarif promo kedua dengan besaran tarif maksimal Rp 20.000.

Sejumlah penumpang LRT merasa tarif tersebut masih terbilang mahal bagi pengguna transportasi umum.

Menurut mereka, jika ongkos yang dikeluarkan saat naik LRT lebih besar dibanding membawa kendaraan pribadi, atau menggunakan moda transportasi lainnya, tentu LRT hanya menjadi selingan saja.

Baca juga: Viral Video Warga Dipalak Saat Parkir di Stasiun Jatibening, Ini Tanggapan Pihak LRT

Seperti Anindya (30), hampir setiap hari penumpang LRT Jabodebek ini berangkat kerja naik kereta dari Stasiun LRT Harjamukti menuju Stasiun Dukuh Atas.

Sebelum ada LRT, Anin pun mengendarai sepeda motornya ke kantor.

"Aku itu bensin seminggu paling Rp 60.000. Sedangkan kalau nanti harga LRT udah normal, taruhlah Rp 20.000 sekali jalan, sudah berapa PP. Jadi mungkin kalau harganya normal, paling dua kali seminggu saja naik LRT," tutur Anin saat ditemui Kompas.com di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jumat (22/9/2023).

Hal serupa juga disampaikan penumpang lain bernama Via (29) yang berasal dari Cilangkap.

Jika dengan tarif normal nanti Via memilih naik Transjakarta seperti biasanya dibanding LRT.

"Karena Transjakarta bisa sampai kantor Rp 3.500 ya lebih efisien naik Transjakarta. Ini aku habis LRT-an harus sambung naik Transjakarta lagi sampai kantor. Tapi kalau di jam-jam padat lebih worth naik LRT sih," kata Via di lokasi serupa.

Baca juga: Masuk LRT Harus Nunduk, Penumpang: Terlalu Pendek, Saya 180 Cm Takut Kejedot

Sebagai perbandingan, kata Via, tarif normal LRT sekali jalan Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Harjamukti ada di kisaran Rp 21.000 dan itu terbilang mahal bagi dia.

"Menurut aku itu benar-benar mahal banget sih. PP saja sudah berapa. Kalau untuk ngurangi macet oke, kalau misal lagi buru-buru dan haedway-nya ditambahin jadi 5-10 menit bisa membantu warga Cibubur ya," lanjut Via.

Namun, jika tidak dalam kondisi terburu-buru, Via akan memilih naik Transjakarta saja yang jauh lebih murah dibanding naik LRT saat tarif normal nanti.

"Tapi kalau enggak buru-buru dan nyantai ya masih ada busway. Busway di Cibubur pun ada dua opsi mau yang reguler atau versi mahal Rp 20.000-n, royal trans itu. Jadi subsidi LRT nya mungkin bisa ditambahin ya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

Megapolitan
Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Megapolitan
Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Megapolitan
Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Megapolitan
Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Megapolitan
Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Megapolitan
Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Megapolitan
Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com