Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Menu "Kopi Es Tak Kie", Muncul karena Perubahan Zaman

Kompas.com - 10/10/2023, 05:07 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir selalu ada hal menarik di balik kuliner-kuliner ikonis ibu kota.

Salah satu cerita ini datang dari segelas kopi susu yang namanya mungkin tak asing lagi di telinga wisatawan Jakarta, yakni Kopi Es Tak Kie.

Letak kedai kopi ini tersembunyi dalam himpitan toko-toko legendaris lainnnya di sebuah gang kecil bernama Gang Gloria, Jakarta Barat.

Rupanya, menu kopi susu andalan mereka adalah bentuk adaptasi perubahan zaman.

Baca juga: Mencicip Segelas Kopi Es Tak Kie, Kopi Satu Abad di Gang Gloria yang Legendaris

Sebab, pada awal berdiri di tahun 1927, bukan kopi yang menjadi menu utama kedai ini, melainkan aneka teh dan bubur.

Koh Ayauw (74), generasi ketiga pemilik Kopi Es Tak Kie mengatakan, menu kopi baru ada jelang kepemilikan mulai berpindah ke tangannya pada tahun 1974.

"Pertama jualan teh saja. Dulu orang lebih suka minum teh, berubah-ubah zaman jadi ke kopi. Makanya kopi baru ada di jaman generasi kedua," ujar dia saat berbincang dengan Kompas.com di kedainya, Rabu (4/10/2023) lalu.

Komposisi yang digunakan Koh Ayauw sejak menu kopi itu ada tidak berubah hingga saat ini. Bedanya hanya pada produsen bubuk kopi saja.

Sebab, kata dia, tak sedikit pengusaha kopi gulung tikar seiring berjalannya waktu. Koh Ayauw pun harus beberapa kali berganti penyuplai bubuk kopi guna mendapat bubuk sesuai standarnya.

"Komposisinya itu enggak ganti-ganti dari dulu ya. Iya begitu saja. Cuma pabrik kopinya ganti-ganti, banyak yang bangkrut kasihan," ujar pria itu.

Baca juga: Surga Kuliner Baru di Stasiun Gondangdia, dari Siomay, Soto, hingga Aneka Roti

Jenis kopi yang digunakan berupa bubuk kopi Robusta dan Arabika. Sementara untuk rasa manisnya didapat dari kental manis.

"Kopinya kopi pahit kan, paling pakai susu, saja gitu. Rasa manisnya dari susu, kalau pakai gula enggak enak. Jadi rasanya beda," beber Koh Ayauw.

Bagi kamu yang ingin mencicip racikan khas dari kedai kopi "satu abad" ini, bisa menyiapkan kocek sebesar Rp 22.000 untuk segelas es kopi susu andalannya. Selamat mencoba!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com