JAKARTA, KOMPAS.com - Melonjaknya harga beras di pasaran sejak sebulan terakhir dikeluhkan oleh pedagang warung Tegal (warteg).
Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengatakan, melonjaknya harga beras membuat pedagang warteg terpaksa mengurangi porsi atau bahan ke pelanggan.
"Untuk tetap menjaga daya saing harga, warteg mungkin akan mengurangi porsi atau jumlah bahan beras yang digunakan dalam hidangan mereka," kata Mukroni kepada Kompas.com, Rabu (11/10/2023).
Baca juga: Harga Beras Tinggi, Pedagang Warteg Mau Tak Mau Ikut Naikkan Harga Makanan ke Pelanggan
Mukroni menambahkan, pedagang warteg mau tak mau menyesuaikan harga menu guna menyiasati kenaikan harga beras.
Menurutnya, pedagang warteg mungkin perlu menyesuaikan harga menu mereka untuk mencerminkan kenaikan harga beras.
"Ini bisa berarti menaikkan harga makanan yang menggunakan beras sebagai bahan utama," jelas Mukroni.
Lebih lanjut, Mukroni berujar bahwa pedagang warteg harus memberi tahu pelanggan terkait harga beras yang melonjak.
"Mereka mungkin juga perlu berkomunikasi dengan pelanggan tentang perubahan harga dan pilihan menu yang tersedia," tutur Mukroni.
Baca juga: Harga Beras Naik, Pedagang di Pasar Rawa Badak: Penghasilan Minus, Malah Utang untuk Modal
Berdasarkan data Informasi Pangan Jakarta, harga beras dengan kualitas medium terus naik sejak pertengahan September lalu.
Kini harga beras tersebut rata-rata sudah mencapai Rp 12.526 per kilogram. Padahal, pada Agustus lalu harga beras medium pernah Rp10.703 per kg.
Menurut seorang pedagang beras bernama Muhammad Chusein (45) mengungkapkan bahwa kenaikan harga sudah berlangsung sejak 17 Agustus 2023.
"Sejak 17 Agustus itu sudah mulai naik sampai sekarang, merangkak sedikit-sedikit terus," kata Chusein saat ditemui Kompas.com di Pasar Rawa Badak, Koja, Jakarta Utara, Rabu.
Dalam periode tersebut hingga hari ini, Chusein memastikan harga beras di Pasar Rawa Badak belum pernah mengalami penurunan.
Baca juga: Ibu-ibu Kota Bekasi Senang Dapat Beras Murah di Operasi Pasar
"Terus, melonjak terus, sampai Rp 2.000 per kilogram naiknya. Per liter itu dulu Rp 8.000 ada, sekarang naik Rp 10.000. Itu yang paling murah, medium," ujar Chusein.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.