JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga kini belum ada penggusuran terhadap kira-kira 30 bangunan semi-permanen yang berdiri di atas saluran air di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur.
Padahal, bangunan yang berada di deretan pintu keluar itu rencananya akan dirobohkan berkaitan dengan penataan ulang terminal.
"Kami sudah koordinasi dengan Koramil, Satpol PP kelurahan dan kecamatan, dan tinggal tunggu instruksi dari pimpinan," kata Kepala Terminal Pulogadung Suratman kepada Kompas.com, Rabu (11/10/2023).
Dari puluhan bangunan itu, beberapa sudah dijadikan sebagai tempat tinggal ilegal, selain menjadi tempat usaha.
Baca juga: Saat Penghuni Kios di Terminal Pulogadung Pasrah Digusur, tetapi Minta Direlokasi
Padahal, bangunan tersebut merupakan milik pemerintah dan fungsinya hanya untuk berjualan.
"Setelah bus AKAP pindah ke Terminal Pulogebang, mereka menempati bangunan secara ilegal," jelas Suratman.
Bahkan, ada yang hanya menjadikannya sebagai tempat tinggal dan penghuninya berdagang di luar kawasan terminal.
Ditambah lagi tiga organisasi masyarakat (ormas) yang membangun kantor di sana.
Baca juga: Loket Tiket Bus Jadi Tempat Tinggal, 31 Bangunan di Terminal Pulogadung Dibongkar
Suratman tidak mengetahui bagaimana mereka bisa melakukannya. Sebab, saat diminta menunjukkan bukti perizinan mendirikan kantor ormas, mereka tidak bisa melakukannya.
"Mereka protes saat kami imbau (keluar). Saya bilang bakal mengembalikan fungsi terminal, dan juga bangunan ini berada di atas saluran air," ujar Suratman.
Ia melanjutkan, penghuni bangunan lainnya menerima nasib bahwa tempat tinggal yang mereka huni secara ilegal bakal digusur.
Akan tetapi, penggusuran belum bisa dilakukan karena diskusi masih berlangsung antara pihak terminal dengan tiga ormas itu.
Setiap diskusi dilakukan, para perwakilan ormas selalu menyampaikan bahwa mereka ingin direlokasi.
Baca juga: Penghuni Kios Terminal Pulogadung: Kena Gusur Bakal Direlokasi
"Mereka masih keberatan dan minta direlokasi. Kami bisa menjawab karena tidak ada relokasi tempat tinggal, hanya pedagang untuk berdagang," ungkap Suratman.
"Saat ini belum ada penggusuran sama sekali di deretan ini. Para penghuni masih menetap dan membuka usaha seperti biasa. Tapi saya berharap (penggusuran) akhir bulan ini atau bulan depan," imbuh dia.