JAKARTA, KOMPAS.com - Bocah 6 tahun yang ditusuk ibunya, J (30) di Koja, Jakarta Utara, sempat berteriak meminta ampun sambil menangis.
Teriakan itu didengar oleh tetangga.
Mulyono mengaku mendengar tangisan dan teriakan tidak wajar saat peristiwa tindak pidana tersebut terjadi pada Rabu (18/10/2023) pukul 06.00 WIB.
Teriakan anak kandung J yang masih berusia 6 tahun itu berbunyi permintaan ampun kepada ibunya.
"Ini anak berdua (satunya lagi usia 4 tahun), nangis semua. Namanya anak kecil, kayak kesakitan. Kita coba, 'ada apa nih? Buka, buka'. Tapi, enggak dibuka," ujar Mulyono saat ditemui di Jalan Komplek Uka, RT 03/RW 08, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, Jumat (20/10/2023).
"(Anaknya teriak) 'sudah mama, sudah mama'. Pas didorong, enggak dikunci. Itu anak sudah banyak darah," ungkap Mulyono lagi.
Baca juga: Seorang Ibu Tusuk Anak Kandungnya di Koja, Dipergoki Tetangga yang Curiga
Sontak, Mulyono langsung mengambil pisau kecil yang ada di tangan J saat ingin melakukan penusukan lagi.
"Itu mau tusuk begini lagi, saya pegang. Itu tusuk-tusukan sudah banyak. Sudah banyak tusukan, saya datang, lagi ngangkat lagi (tangannya). Lagi mau nusuk lagi, saya rampas pisaunya," tuturnya.
Sementara, Mulyono mengatakan, anak J yang masih berusia 4 tahun, juga tengah menangis pada saat itu.
"Itu juga sempat, anak itu mau dikasih air sabun, botol Aqua. Disuruh pada minum itu, pada enggak mau. Enggak tahu, tahu-tahu sudah berdarah. Kali dikasih air (sabun), anak itu pada enggak mau, akhirnya pegang pisau, ditusuk," kata Mulyono.
Baca juga: Ibu di Koja Tusuk Anaknya yang Berusia 6 Tahun, Sempat Berpamitan dengan Tetangga
Hingga kini belum diketahui alasan J tega menusuk anak kandungnya sendiri.
Satu hari sebelum tindak pidana terjadi, J sempat berpamitan dengan tetangga kontrakan pada Selasa (17/10/2023) malam.
Bukan hanya berpamitan, J yang pada malam itu menggunakan mukena juga meminta maaf kepada tetangganya.
"Malam sebelumnya, ibunya kayak sudah hilang akal. Pintu warga diketuk. Semuanya, sampai ke jalan-jalan, diketuk," kata Mulyono.
"Ketuk,'Assalamualaikum'. Saya buka, 'ada apa?', 'saya pamit, saya minta maaf kalau punya kesalahan', 'mau ke mana emangnya pamit-pamitan? Memangnya mau pindah?', 'saya pamit kalau saya punya salah'," ujar Mulyono lagi.