Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran TK dan SD Sumbangsih Jaksel Diduga akibat Korsleting

Kompas.com - 02/11/2023, 09:40 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran Gedung Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) Sumbangsih di Jalan Duren Bangka, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (1/11/2023) malam, diduga disebabkan korsleting.

"Penyebab kebakaran diduga karena korsleting," kata Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan Syamsul Huda saat dikonfirmasi, Kamis (2/11/2023).

Baca juga: TK dan SD Sumbangsih Jaksel Kebakaran, Material Bangunan Berjatuhan

Syamsul berujar, sebelum api muncul, saksi melihat lampu di salah satu ruangan tiba-tiba berkedip.

"Menurut keterangan saksi 2, mulanya dia melihat lampu berkedip di salah satu ruangan. Setelah ditelusuri bersama saksi 1, ternyata instalasi listrik untuk TK dan SD Sumbangsih terbakar," kata Syamsul.

"Tak lama kemudian, ada percikan api muncul dari ruang serbaguna. Kedua saksi sebenarnya langsung mencoba memadamkan api, tetapi api kian membesar karena objek itu adalah material yang mudah terbakar," lanjut dia.

Syamsul belum bisa memastikan kerugian apa saja yang dialami pihak sekolah.

Baca juga: Cerita Guru Berusaha Padamkan Kebakaran SD Sumbangsih Jaksel, Pakai Ember Isi Air tapi Tak Berhasil

Sebagai informasi, kebakaran melanda Gedung TK dan SD Sumbangsih di Jalan Duren Bangka, Pancoran, pada Rabu sekitar pukul 22.43 WIB.

Pantauan Kompas.com di lokasi, si jago merah masih menyala sekitar pukul 23.00 WIB.

Kobaran api membakar material bangunan yang mudah terbakar. Salah satu sudut bangunan yang terbakar hebat terletak di bagian atap.

Baca juga: TK dan SD Sumbangsih Jaksel Kebakaran, Siswa-siswi Diliburkan Minggu Ini

Kerangka atap sekolah yang disinyalir menggunakan kayu dan dilapisi seng membuat api dengan mudah merambat.

Akibatnya, sekitar pukul 23.30 WIB, api nyaris melahap habis seluruh bagian atap bangunan dua lantai itu.

Sementara itu, material yang terbakar seperti kayu, seng, dan asbes, berjatuhan ke lantai dasar. Material itu menimbulkan bunyi nyaring saat menyentuh lantai dasar.

Setelah tiga jam lebih berjibaku dengan si jago merah, pemadam akhirnya memastikan bahwa api benar-benar padam sekitar pukul 03.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com