Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Guru MTs Asal Aceh, Tahan Lapar dan Lelah demi Perjuangkan Kuota PPPK Kemenag

Kompas.com - 08/11/2023, 11:13 WIB
Xena Olivia,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah panas terik Ibu Kota, Senin (6/11/12023), Nita Erna Ramisah (57) menatap gerbang Gedung DPR RI dengan penuh harap.

Wajahnya tampak lelah, tetapi matanya menyala-nyala penuh semangat.

Guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) itu datang jauh-jauh dari Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, ke Jakarta demi menuntut haknya.

Nita merupakan satu dari tiga perwakilan guru asal Aceh yang hendak menuntut penambahan formasi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) bersama Forum Passing Grade (FPG) PPPK Kementerian Agama (Kemenag).

Baca juga: Ratusan Guru dan Dosen Demo di DPR, Tuntut Penambahan Kuota Formasi PPPK Kemenag

Ia berharap segera mendapat kuota untuk menjadi guru PPPK pada tahun ini. Sebab, ia tak punya banyak waktu jelang masa pensiunnya tiga tahun mendatang.

“Saya mendapatkan nilai passing grade. Seharusnya saya (dianggap) lulus, tetapi saya tidak dapat penempatan. Saya berharap, kami yang sudah lulus passing grade-nya ini mendapat kuota di tahun 2023,” kata Nita saat diwawancarai Kompas.com di depan Gedung DPR, Senin.

“Kalaupun itu tidak bisa ter-cover untuk saya, minimal berikan saya inpassing di akhir masa purnabakti saya. Tiga tahun lagi saya pensiun,” sambung dia.

Tahan lapar dan lelah dalam perjalanan ke Jakarta

Nita bersama anggota FPG PPPK Kemenag lainnya yang berasal dari Sabang sampai Merauke menggunakan anggaran pribadi untuk datang ke Jakarta.

Nita mengaku menggunakan berbagai cara untuk mencukupi kebutuhan biaya demi bisa terbang ke Ibu Kota.

“Saya datang kemari jauh-jauh dengan berbagai cara. Pinjam-meminjam, ada dapat donasi sedikit. Kami ingin memperjuangkan (hak) ke orangtua kami, DPR RI yang sudah kami pilih. Perwakilan kami. Baik dari Aceh maupun seluruh Indonesia,” tutur Nita.

Ibu satu putri itu berangkat dari Aceh ke Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara, pada Kamis (2/11/2023) siang. Perjalanannya menggunakan bus memakan waktu satu malam.

Baca juga: Kartu Ujian Seleksi CPNS dan PPPK 2023 Belum Keluar, Kapan Bisa Dicetak?

Dari Bandara Kualanamu, Nita melanjutkan perjalanan menggunakan pesawat ke Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Jumat (3/11/2023) pagi.

Ia menempuh perjalanan udara lebih dari dua jam menuju Bandara Soekarno-Hatta.

“Hari Kamis itu saya masih mengajar delapan jam, pulang jam 13.00 WIB, langsung berangkat ke Kualanamu. Dari pagi saya belum makan,” kata Nita.

“Sampai di Bandara Soekarno-Hatta jam 09.00 WIB lebih, karena pesawatnya berangkat jam 06.45 WIB dari Kualanamu,” imbuh dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com