Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meroketnya Harga Cabai Bikin Pedagang di Pasar Koja Bingung dan Sakit Hati Diomeli Pembeli

Kompas.com - 10/11/2023, 08:34 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Meroketnya harga cabai rawit merah dan cabai keriting terjadi di Pasar Koja Baru, Jakarta Utara, sejak sepuluh hari terakhir.

Salah satu pedagang di Pasar Koja Baru bernama Jasnita (49) mengungkapkan, harga cabai rawit merah dan cabai keriting saat ini naik dua hingga tiga kali lipat jika dibandingkan beberapa pekan lalu.

"Cabai rawit merah ya naiknya banyak. Biasanya Rp 40.000 per kilogram, sekarang Rp 100.000 per kilogram. Keriting juga, biasanya Rp 30.000, sekarang Rp 100.000," kata Jasnita saat berbincang dengan Kompas.com di lapaknya, Kamis (9/11/2023).

Jasnita menyampaikan, kenaikan harga tidak hanya terjadi pada cabai rawit merah dan keriting.

Baca juga: Harga Cabai Rawit Merah dan Keriting di Pasar Koja Baru Tembus Rp 100.000 Per Kilogram

Harga cabai rawit hijau saat ini, kata dia, juga naik dari semula Rp 40.000 menjadi Rp 70.000 per kilogram.

Pasokan dari Pasar Induk Kramatjati sedikit

Jasnita mengatakan, tingginya harga cabai rawit merah, rawit hijau, dan cabai keriting di Pasar Koja Baru disebabkan sedikitnya pasokan di Pasar Induk Kramatjati.

"Pasokannya berkurang dari sananya. Kalau pasokannya banyak yang masuk ke Pasar Induk Jakarta, harga turun," kata Jasnita.

"Tapi, kalau sedikit, tersendat. Pembelinya banyak, barangnya sedikit. Jadi, harga naik," ucap Jasnita lagi.

Kenaikan harga tidak wajar

Seorang pedagang di Pasar Koja Baru bernama Jasnita saat ditemui Kompas.com pada Kamis (9/11/2023).KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI Seorang pedagang di Pasar Koja Baru bernama Jasnita saat ditemui Kompas.com pada Kamis (9/11/2023).

Baca juga: Harga Cabai Rawit di Pasar Koja Rp 100.000 Per Kilogram, Pedagang: Pasokan dari Pasar Induk Kramatjati Sedikit

Jasnita berujar, kenaikan harga cabai rawit merah dan cabai keriting kali ini terbilang tidak wajar sehingga membuatnya bingung.

Sebab, kenaikan harga saat ini berbanding jauh dengan jelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru dalam dua tahun terakhir.

"(Rp 100.000 per kilogram) tinggi banget. Dua tahun belakangan ini enggak pernah. Paling mahal Rp 60.000. Ini, tahun 2023 akhir. Tahun kemarin, paling mahal itu pas tahun baru itu," katanya.

Meski begitu, Jasnita tak memungkiri bahwa harga cabai pada 2021 memang sempat menyentuh Rp 120.000 per kilogram.

Namun, menurutnya harga tersebut tidak berlangsung lama dan kembali mengalami penurunan.

"Memang pernah tahun 2021 ya, harganya Rp 120.000 per kilogram. Tapi, cuma sebentar, paling cuma satu bulan. Sekarang nih, timbul lagi," ucap Jasnita.

Baca juga: Harga Cabai Naik, Pedagang di Pasar Koja Baru Sakit Hati Kena Omelan Emak-emak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com