Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Warga di Gang Sempit Kedoya Utara Andalkan Selokan untuk Buang Tinja karena Tak Punya "Septic Tank"...

Kompas.com - 10/11/2023, 08:18 WIB
Zintan Prihatini,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Empat rumah di RT 01 RW 02, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, belum memiliki septic tank. Alhasil, mereka membuang tinja sembarangan.

Sulistiowati (36) merupakan salah satu warga yang tidak membangun septic tank. Dia mengakui bahwa limbah tinja anggota keluarganya langsung mengalir dari tempat tinggalnya ke selokan.

"Kira-kira empat rumah yang enggak punya septic tank. Rumah saya belum ada, ini langsung mengalirnya ke selokan," ujar Sulistiowati saat ditemui di lokasi, Kamis (9/11/2023).

Adapun saluran air ini berada di sebuah gang sempit kawasan permukiman padat penduduk. Tampak air got berwarna kehitaman, bercampur sampah yang menyembul di permukaan.

Baca juga: Empat Rumah di Kedoya Utara Tak Punya Septic Tank, Warga Buang Tinja ke Selokan

Keterbatasan lahan dan biaya yang mahal

Sulistiowati menyampaikan, terbatasnya lahan menjadi penyebab mengapa rumahnya hingga kini belum memiliki tempat pembuangan. Begitu pula dengan tiga warga lainnya.

"Selain keterbatasan lahan juga alasan biaya ya, kan mahal (membuat septic tank)," ucap dia.

Sulistiowati menyebutkan, sejauh ini pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat belum pernah meninjau rumah yang tak memiliki tempat pembuangan kotoran.

Karena itu, warga dengan bebasnya membuang tinja di saluran air. Ia bersama warga yang tidak memiliki septic tank pun merasa kesusahan apabila banjir melanda.

"Kalau banjir besar di sini ikut banjir. Saya ke rumah mertua (untuk buang air besar). Kan dia ada septic tank-nya," jelas Sulistiowati.

Baca juga: Keterbatasan Lahan Jadi Alasan Warga Kedoya Utara Tak Punya Septic Tank

Bau menyengat saat banjir

Sementara itu, warga lain bernama Daniel Lubalu (58) menyebutkan, kala banjir melanda, kawasan permukiman itu menimbulkan bau menyengat. Pasalnya, kotoran bercampur lumpur ikut terbawa air ketika banjir.

"Jadi kalau banjir itu ya sudah lah bau. Kotoran pasti mengambang," kata Daniel.

Petugas kebersihan kerap menegur penghuni rumah. Kendati begitu, mereka tetap membuang kotorannya ke selokan.

"Jadi begini lho, mereka berpikir, 'Ah, ngapain bangun septic tank, kan ada selokan'. Nah, saking enaknya mereka main buang saja, lupa bangun septic tank," paparnya.

Saluran air di kawasan ini juga kerap dibersihkan warga yang bergotong royong. Akan tetapi, tinja yang mengendap di lumpur tak kunjung hilang.

"Mau selokan dibersihkan berapa kali pun, ya lumpur itu akan ada lagi, ada lagi," imbuh dia.

Daniel sendiri merasa risih apabila harus membersihkan selokan penuh kotoran manusia itu.

“Saya jadi malas kalau dapat undangan kerja bakti karena harus bersihin kotoran warga yang enggak punya septic tank,” tutur Daniel.

Baca juga: Warga Kedoya Buang Tinja di Selokan karena Tak Punya Septic Tank, Tetangga: Kalau Banjir, Bau

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com