JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa pengendara motor di Jakarta Barat masih nekat melanggar lalu lintas meski berakhir ditilang.
Mereka melawan arus, menerobos lampu merah, hingga melintas di busway atau jalur bus transjakarta yang semestinya steril.
Pengendara motor bernama Ramadhan (27), misalnya. Belum lama ini dia kena tilang gara-gara menerobos busway ketika macet di Jalan Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
"Posisinya sedang macet. Karena saya buru-buru, saya terobos jalur transjakarta. Setelah diterobos, di ujung di persimpangan, pas mau putar balik, ternyata ada polisi," ujar Ramadhan saat ditemui di kawasan Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (15/11/2023).
Baca juga: Demi Efisiensi Waktu, Pengendara di Ibu Kota Nekat Lawan Arah dan Masuk Busway
Petugas kepolisian kala itu tak mengatakan sepatah kata pun kepadanya. Ramadhan kemudian menerima surat tilang, sementara SIM-nya pun ditahan.
"Karena saya menyadari saya salah, ya sudah saya diam saja. Enggak ada negosiasi," kata dia.
Ramadhan berpandangan, petugas bisa mengimbau pengendara agar tak melintasi busway sebelum terjadinya pelanggaran.
"Kenapa harus ada pelanggaran dulu baru ditindak. Itu kan bisa ada langkah pencegahan supaya pengendara enggak lewat jalur Transjakarta," jelas Ramadhan.
Pengendara bernama Nina (29) pernah mengalami hal serupa. Dia ditilang lantaran melintas di jalur yang tak seharusnya. Nina berujar, kala itu dia mengendarai motor di kawasan Jakarta Selatan.
Baca juga: Alasan Pengendara Motor Langgar Aturan Lalu Lintas: Terburu-buru Dikejar Waktu
"Saya pernah kena tilang di Jakarta Sekatan, mau pulang habis dari rumah teman," ungkap Nina.
"Karena memang awam sama jalannya, jadi saya ikutin maps. Ternyata di jalur itu enggak boleh dilewati sama motor, akhirnya kena tilang," imbuh dia.
Selain itu, Nina juga masih sering melawan arah kendati tahu risiko kecelakaan yang menimpanya. Menghemat waktu tempuh, menjadi alasannya tetap melawan arah.
"Saya pernah lawan arus, putar balik bukan di tempat seharusnya, terobos lampu merah juga. Pernah juga langgar lalu lintas di jalur yang seharusnya enggak boleh dilalui motor," terang Nina.
Sementara itu, Dimas (28), pengendara motor asal Jakarta Barat mengaku sering kali melawan arah. Sebab, jarak u-turn atau putaran balik di jalanan Jakarta terbilang jauh.
Baca juga: Tahu Risiko Kecelakaan, Pengendara di Bekasi Tetap Nekat Langgar Aturan Lalu Lintas
"Ada alasannya, karena jalanan di Jakarta jaraknya agak jauh putaran baliknya. Untuk memangkas waktu, jadi butuh jalur lain, salah satunya lawan arus," sebut Dimas.
Dia kerap melanggar lalu lintas di flyover Slipi. Alasannya, kata Dimas, untuk memangkas waktu perjalanan.
"Alasannya untuk efisiensi waktu. Selain lawan arus, saya pernah palsuin pelat nomor," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.