JAKARTA, KOMPAS.com - Dinkes DKI memastikan nyamuk wolbachia yang digunakan untuk mengendalikan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta Barat, aman untuk manusia.
"Nyamuk aedes aegepty wolbachia ini baik, aman untuk manusia, dan ramah lingkungan," ujar Kasie Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama saat dikonfirmasi, Senin (27/11/2023).
Ngabila menegaskan, gigitan nyamuk wolbachia disebut hanya membuat bentol kulit manusia, tetapi tidak ada efek bahaya pada kelanjutannya.
"Nyamuk aedes aegepty dimasukkan bakteri wolbachia yang selama ini juga secara alami ada di 60 persen serangga," kata Ngabila.
Baca juga: Dinkes DKI: Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Jakbar Masih Tahap Sosialisasi
Adapun cara kerja nyamuk wolbachia disebut dapat membawa bakteri yang bisa menekan virus demam berdarah, zika, chikungunya, dan demam kuning.
Dengan demikian, penyebaran nyamuk wolbachia ini diharapkan bisa menekan kasus demam berdarah di Jakarta Barat dan sejumlah wilayah Ibu Kota lainnya.
"Ke depan kasus DBD sangat dapat ditekan bahkan bisa jadi 0 kasus dan target 0 kematian tahun 2030 dapat tercapai sesuai target global (WHO)," ucap Ngabila.
Untuk diketahui, Jakbar menjadi salah satu dari lima lokasi yang disebarkan nyamuk wolbachia. Empat kota lainnya yakni Semarang, Bandung, Kupang, dan Bontang.
Baca juga: Rencana Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Jakbar, Dinkes: Kasus DBD di Sana Tinggi
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Siti Nadia Tarmizi mengatakan, wolbachia sebagai inovasi teknologi yang melengkapi strategi nasional pengendalian DBD, seperti gerakan 3M Plus.
Gerakan itu berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaran Pilot Project Implementasi Wolbachia.
Penyebaran jentik nyamuk wolbachia dilakukan di 47.251 titik di Kota Semarang, 20.513 titik di Kota Bandung, 18.761 titik di Kota Jakarta Barat, 9.751 titik di kota Kupang, dan 4.917 titik di Kota Bontang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.