JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah orangtua di kelurahan Bungur, Senen, Jakarta Pusat bernapas lega karena berat badan dan tinggi anak-anak mereka perlahan merangkak naik.
Hal itu tak lepas dari peran edukasi terkait asupan gizi yang diberikan posyandu setempat dalam pemeriksaan bulanan.
Salah satu orangtua bernama Tri (37) mengaku terbantu karena petugas puskesmas menjelaskan terkait penyebab seorang anak bisa mengalami stunting.
Baca juga: Ada Posyandu di RW 02 Bungur, Orangtua Diedukasi Cara Penuhi Gizi Anak
“Di posyandu dapat penjelasan soal tumbuh kembang anak. Kalau misal anak kurang saat ukur berat badan atau tinggi badannya, dikasih tahu kenapa (alasannya),” kata Tri kepada Kompas.com di Pos RW 02 Kelurahan Bungur, Jalan Kalibaru Timur Raya, Selasa (28/11/2023).
Selain itu, petugas juga memberi rekomendasi menu yang dapat membuat anak makan lebih lahap.
“Misal anak enggak doyan makan nasi. Bisa diolah jadi kayak pizza,” celetuk Tri sambil tersenyum.
“Terbantu banget, sih, alhamdulillah,” sambung dia.
Baca juga: Lurah Klaim Program Makanan Tambahan Tingkatkan Pertumbuhan 80 Persen Anak Stunting di Bungur
Hal senada juga disampaikan oleh Imas (27). Selama rutin datang ke posyandu setiap bulan, Imas selalu mendapatkan arahan soal bagaimana memberi ASI yang benar kepada bayi.
“Diajarin cara menyusui yang benar, memberi MPASI yang benar supaya nutrisinya ada,” ujar Imas.
Selain itu, ia juga senang karena anaknya mendapatkan pemberian makanan tambahan (PMT) yang beragam setiap bulannya.
“PMT-nya empat sehat lima sempurna. Ada sayur, buah, sama susu. Ganti-ganti snack-nya,” imbuh Imas.
Baca juga: Bahagianya Ibu-ibu di Bungur Dapat Makanan Bergizi, Berat Badan Anaknya yang Stunting Kini Bertambah
Selain itu, Nela (32) juga merasa senang sebab petugas posyandu dan puskesmas melayaninya dengan ramah.
“Bagus (pelayanannya). PMT-nya juga bergizi, ganti-ganti menu. Orangnya ramah kalau ada apa-apa kasih informasi,” ungkap dia.
Dia juga menerima edukasi untuk memberi makanan yang bergizi pada anak. Contohnya, sop ayam, buah, dan sebagainya.
“PMT juga sama (menunya), ganti-ganti. Jadi anak enggak bosan,” kata Nela.