BEKASI, KOMPAS.com - Kondisi F (12), siswa SDN Jatimulya 09, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, yang diamputasi karena kanker tulang, sempat menurun dan kesulitan bernapas sebelum meninggal dunia, Kamis (7/12/2023) dini hari.
Kuasa hukum F, Mila Ayu Dewata mengatakan, kondisi kliennya semakin hari semakin melemah. Selama tiga hari terakhir, F kesulitan bernapas.
"Kondisinya di tiga hari terakhir ini sempat drop karena kesulitan bernapas," ujar Mila saat ditemui di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Kamis.
Baca juga: Siswa SD di Bekasi yang Di-sliding dan Kakinya Diamputasi Meninggal Dunia
Mila menuturkan, F sudah berada di rumahnya seminggu belakangan setelah menjalani perawatan di RS Dharmais, Jakarta Barat.
"Tapi sesampainya di rumah ternyata kondisi Fatir semakin drop," ujar Mila.
Karena kondisinya semakin turun, Fatir dibawa ke Rumah Sakit Hermina Bekasi Barat dan sempat masuk ruang isolasi.
"Di situ dilakukan tindakan, sempat masuk ruang isolasi juga, karena Fatir itu tidak bisa bernapas tanpa bantuan oksigen, itu harus 24 jam," kata Mila.
Mila menyebut, F tidak bisa bernapas tanpa bantuan oksigen meskipun hanya beberapa detik alat bantu itu dilepas.
Baca juga: Pelajar SMA Bully Siswa SD di Bekasi, Orangtua Korban: Saya Ikhlas Memaafkan
"Kondisi Fatir sudah luar biasa kritis, luar biasa drop, bahkan kemarin itu oksigen dilepas satu detik aja itu sudah napasnya tersengal-sengal," imbuh dia.
Dari hasil pemeriksaan, kondisi paru-paru F sudah terendam cairan darah karena kanker yang telah menjalar ke organnya.
Sudah berbagai upaya dilakukan pihak keluarga, F mengembuskan napas terakhir pada hari ini, pukul 02.15 WIB.
"Tapi ternyata Allah berkehendak lain dan hari ini meninggal," pungkas Mila.
Untuk diketahui, perundungan terhadap F terjadi pada Februari 2023. Saat itu, kaki F di-sliding oleh temannya.
Baca juga: Pelajar SMA Bully Siswa SD, KPAD Kota Bekasi: Ejek-ejekan yang Akhirnya Merendahkan
Tiga hari setelahnya, F mengeluh sakit di bagian kakinya.
Karena tak kunjung sembuh meski sudah berobat ke klinik dan diberi pereda nyeri, F akhirnya menjalani rontgen dan MRI.