DEPOK, KOMPAS.com - Nur Ainingsih (60), warga Cipayung, Depok, berharap pemerintah bisa membantu memperbaiki rumahnya yang ambruk.
Rumah yang dihuninya sejak 1990 itu porak-poranda akibat hujan deras pada Rabu (7/12/2023) sore.
Sembari menggeser barang-barang yang tertiban reruntuhan, Nur bercerita, rumah yang terletak di Gang Mardan, RT 03/05 Cipayung itu adalah warisan satu-satunya dari sang suami.
"Saya sih penginnya dirapikan rumah saya, saya masih pengin di sini. Kan ibaratnya ini warisan dari suami saya, dari Jakarta dulu sebelum kita pindah ke sini," ujar ibu empat anak itu saat ditemui di kediamannya, Kamis (7/12/2023).
Baca juga: Akibat Hujan Deras, Rumah Lansia di Cipayung Depok Ambruk
Nur berujar, sudah lebih dari 30 tahun, ia dan suami beserta dua orang anaknya menghuni rumah tersebut.
Bermodal uang ganti rugi dari rumahnya dahulu di Jakarta yang digusur pemerintah, Nur dan suaminya membeli tanah sekaligus membangun rumah di Depok.
"Sebelumnya tinggal di Jakarta, belakang Bundaran HI, tapi kena gusur, jadinya beli tanah di Depok," kata dia.
Nur mengakui, kondisi rumahnya memang sudah tidak layak lantaran banyak bagian di atap yang sudah rapuh.
Namun, untuk memperbaikinya perlu dana yang besar. Sehingga niat tersebut ditunda terlebih dahulu karena uang belum juga terkumpul.
Baca juga: TPS Rawan Banjir Paling Banyak Berada di Jakarta Timur dan Utara
Melihat kondisi rumah yang kian memprihatinkan, Nur beserta anaknya pun memutuskan mencari kontrakan baru. Namun tidak kunjung didapat.
"Awalnya memang sudah lama mau roboh yang atas, cuma kan saya masih bertahan. Tapi anak saya sudah usaha nyari kontrakan ke sana-sini, cuma sampai sekarang belum ketemu rezekinya, akhirnya lama-kelamaan (kondisi) rumah ini makin parah," ujar Nur.
Sampai beberapa hari lalu, kata dia, tiba-tiba terdengar suara geretak dari atap rumah.
Mendengar suara itu, anak dan menantu Nur pun lanjut mencari kontrakan lagi dan akhirnya menemukan sebuah rumah untuk disewa.
Setelah mendapat kontrakan yang sesuai, keluarga Nur mulai mengangsur kepindahan barang-barang ke kontrakan baru.
"(Anak Nur berkata) 'Bu, kita ngontrak saja'. 'Hayuk', saya bilang begitu, daripada kita ketiban rumah. Ya sudah, akhirnya menantu saya nyari kontrakan lagi tuh malam Senin. Ada yang kosong, ya sudah langsung kemarin tuh (pindahan)," kata Nur.
Baca juga: Isak Tangis Keluarga di Pemakaman Siswa SD yang Kakinya Diamputasi karena Kanker Tulang